Strategi Jitu Pemerintah: Meningkatkan Imunitas Masyarakat Melalui Vaksinasi Rutin

Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50--100 tahun dalam tubuh hewan. Alhasil, masyarakat yang memiliki komorbid atau kekebalan tubuh rendah akan rentan tertular apabila terjadi pandemi kembali.-ANTARA FOTO-

Menkes Budi juga berharap agar ke depan, yang dikembangkan bukan hanya infectious disease (penyakit menular). Melainkan juga, sambung dia, vaksin untuk sistem imun.

BACA JUGA:Perdana, Mukomuko Beli 1.700 Vaksin Rabies

BACA JUGA:Baru 1.487 Anak Mendapatkan Vaksin Polio Dosis 2

“Kalau Biotis bisa berkembang untuk melawan patogen kanker, itu juga akan menjadi game changer (membawa perubahan positif)," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman menyampaikan, fasilitas produksi vaksin yang diresmikan hari ini adalah wujud nyata mendukung transformasi kesehatan nasional. "Ini adalah komitmen kita untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri," ucapnya.

Sudirman menjelaskan, PT Biotis bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, melakukan penelitian dan memproduksi vaksin-vaksin yang dibutuhkan masyarakat. "Unair mengajukan penelitian pada Kemendikbudristek dan sudah disetujui, jadi pendanaan terkait penelitian vaksin kami lakukan dengan berkolaborasi bersama Unair dan Kemendikbudristek, nanti kalau vaksin-vaksin itu sudah teruji klinis, pendanaan akan kami kolaborasikan dengan Kemenkes," tuturnya.

BACA JUGA:Tekan Penularan Rabies, 10 Ribu Vaksin Disiapkan

BACA JUGA:Dinkes BU Sukses Gelar Gerakan Vaksinasi Polio Bersama Mitra dan Kelompok

Ia menjelaskan vaksin Merah Putih atau INAVAC hasil kerja sama Biotis dengan Unair berhasil menginspirasi dan mendorong produksi vaksin dalam negeri.

"Masa depan Indonesia akan lebih baik, karena vaksin Merah Putih menginspirasi banyak peneliti. Dengan peresmian fasilitas ini, kami semakin percaya diri bahwa Biotis akan memberikan sumbangsih besar pada bangsa," ujar dia.

PT Biotis selama ini menjalin kerja sama strategis untuk produksi vaksin di dalam negeri, di antaranya vaksin pentavalen yang bekerja sama dengan India untuk mencegah penyakit-penyakit seperti difteri. Kemudian, vaksin PCV-13 melalui kolaborasi dengan Minhai Beijing Biotechnology, Tiongkok, yang berperan penting dalam pencegahan penyakit pneumonia pada anak-anak, juga vaksin hepatitis B yang bekerja sama dengan ILL-India.

BACA JUGA:Gratis! 430 Dosis Vaksin Rabies, Ini Hewan yang Jadi Sasaran Puskeswan

BACA JUGA:Kental Manis Berpotensi Sebabkan Stunting

Sedangkan untuk kolaborasi dalam negeri bersama Universitas Airlangga, vaksin rotavirus multi-strain dikembangkan untuk mencegah diare akut pada anak-anak yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. PT Biotis juga tengah mengeksplorasi transfer teknologi mRNA (yang dapat mereplikasi virus, sehingga dapat memicu imun tubuh untuk melawannya) dengan beberapa pusat riset terkemuka di dunia. Teknologi tersebut dipandang sebagai masa depan vaksin dan terapi penyakit infeksi. (**)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan