Rabu, 13 Nov 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Daerah
Metropolis
Ragam Info Agro
Ketrina
Tubei
Kepahiang
Mukomuko
Bengkulu Benteng
Nasional
Probis
Gaya Hidup
Perempuan dan Anak
Pojok Sastra dan hiburan
Otomotif
EkToBis
Utas
Travelling
Inspiratif
Lifestyle
Pendidikan dan Kesehatan
Ragam Nusantara
Advetorial
Network
Beranda
Pojok Sastra dan hiburan
Detail Artikel
DI NEGERI PARA PESOLEK
Reporter:
redaksi
|
Editor:
Ependi
|
Minggu , 15 Sep 2024 - 19:31
Ilustrasi-Radar Utara-
di negeri para pesolek cerpen : heri isnaini aku tinggal di sini. negeri yang memberikan berbagai kebahagiaan dan kegemerlapan yang memesona. semua ada di sini. tidak ada yang kurang. aku sebetulnya bahagia tinggal di negeri ini, mempunyai keluarga yang bahagia dan tentu saja pekerjaan yang layak. ini negeri tujuan dan mimpi semua orang. tertata rapi, indah, dan tentu saja teknologi yang sangat maju. di negeri ini apa pun dan siapa pun wajib dan harus menyebarkan dan melaporkan semua kegiatannya melalui teknologi yang mudah di akses. apa pun jenis dan bentuk kegiatannya. foto dan deskripsi singkat kegiatan itu harus muncul dan langsung diunggah pada media yang sudah disediakan oleh pemerintah negeri ini sehingga para pemimpin di negeri dapat mengetahui dan memantau segala aktivitas rakyatnya. baca juga:sebelum pandemi dan sesudah itu mati baca juga:perempuan yang menjual dirinya pada jarak tujuannya tiada lain hanya untuk kemajuan dan ketenteraman negeri. wah, aku sangat salut dengan negeri ini. pernah suatu pagi udin akan mengantarkan anaknya ke sekolah tidak lupa dia akan mendokumentasikan kegiatan penting itu untuk dilaporkan kepada pemerintah dengan tulisan “hari ini anakku pergi ke sekolah pertamanya”. ibu itoh seorang pedagang sayur di pasar yang sedang menjajakan bayam, kangkung, wortel, dan seterusnya tidak lupa swafoto untuk dilaporkan kepada pemerintah. bahkan imam besar masjid pun wajib berswafoto sebelum melaksanakan ibadah kepada tuhan, tak lupa dengan catatan “semoga salat zuhur ini diterima tuhan, amin”. pernah suatu hari, pak johan lupa mengunggah foto dia ketika wisuda anaknya, besoknya pak johan dipanggil densus 99 karena dianggap makar dan melawan hukum serta undang-undang pemerintahan yang sah, hampir saja pak johan dihukum dalam waktu yang lama sebelum anaknya dapat mengeluarkan sang ayah dari penjara dengan segepok uang jaminan. baca juga:anak sekolah dasar yang mati tak berdasar baca juga:love or ghosting aku berada di negeri ini sebetulnya bukan karena keinginan. mimpi pun tidak. aku hanya terjebak. jadi, begini ceritanya, pada suatu hari aku sedang memancing di pinggiran pantai, tiba-tiba datang badai, ombak, dan angin besar. aku tidak tahu tiba-tiba aku terdampar di negeri ini. aku juga tidak tahu mengapa aku tidak tahu dan tahu-tahu menjadi tidak tahu. ah, sepertinya ada amnesia karena kepalaku yang terbentur batu karang ketika aku terbawa arus dan terdampar di negeri ini. sebetulnya aku tidak pernah menyesali terdamparnya aku di negeri ini. aku senang, aku bahagia, dan tentu saja aku tidak tahu mengapa aku senang dan tidak tahu pula mengapa aku bahagia. tok... tok... tok... aku sedikit terkejut ketika pintu rumah diketuk, membuyarkan lamunanku dan keinginanku untuk mengingat-ingat masa lalu yang entah mengapa pula aku jadi pelupa. baca juga:ular berwujud manusia baca juga:jodohmu adalah siapa dirimu “iya, tunggu sebentar”. aku melangkah mendekati pintu, aku mengintip dari lubang kunci menyelidiki siapa yang mengetuk pintu malam-malam. oh, ternyata anggota densus 99. wah, nyaliku semakin ciut. lalu aku buka, membungkuk tanda hormat. saya bertanya ada apa. anggota densus 99 hanya mengatakan singkat saja. “pak eko dipanggil tuanku yang mulia, sekarang! saya akan mengantar bapak”. aku bingung sekaligus takut, karena bagiku dipanggil tuanku yang mulia pasti masalah, pasti ada yang penting, pasti sesuatu yang mendesak. aku melirik jam dinding sudah pukul 23.30. wah, hampir tengah malam. “baiklah pak, saya akan bergegas mengganti pakaian dinas dulu”. “sebaiknya, cepat pak” jawab utusan itu dengan ketus. “baiklah” jawabku cepat. sejurus kemudian aku sudah mengenakan seragam dinas, seragam khusus untuk menghadap tuanku yang mulia. dalam perjalanan menuju istana tuanku yang mulia, pikiranku tidak karuan. baca juga:debat orang-orang bisu baca juga:pohon jambu warisan si mbah aku diliputi rasa takut yang mendalam. ini pasti penting, sesuatu yang sangat mendesak. apakah tentang pekerjaanku? apakah tentang keberlangsunganku di negeri in? apakah ada kesalahan fatal yang dibuat? pikiranku berkecamuk dengan hebatnya. akhirnya, aku sampai di sebuah istana yang sangat indah, banyak pengawal istana dan tidak ketinggalan tentu saja pasukan densus 99 yang gagah, berseragam serta bersenjata lengkap. semua yang hadir di istana berpangkat minimal berbintang 2 bahkan ada yang sudah berbintang 3 atau kalau aku tidak salah lihat ada juga yang berbintang 7. hebat sekali tuanku yang mulia ini. utusan densus 99 yang mengantarku memasuki ruangan diikuti olehku dengan ketakutan dan pikiran yang berkecamuk. utusan itu memasuki ruangan tuanku yang mulia lalu kembali seraya mempersilahkanku masuk ke dalam ruangan tuanku yang mulia, aku sempat melirik jam tanganku, “sudah tengah malam” pikirku. baca juga:bukan dia, romeomu baca juga:menggores aksara di pusara rumah ayah aku memasuki ruangan yang sangat mewah. tuanku yang mulia duduk di kursi kebesarannya. ruangan itu begitu antik, ada lukisan monalisa yang katanya itulah lukisan leonardo da vinci yang asli. ada beberapa vas bunga dan guci antik peninggalan dinasti han dari tongkok. tuanku yang mulia mempersilakan aku masuk. aku tidak berani duduk. hanya berdiri mematung. “pak eko, sehat?” tuanku yang mulia membuka percakapan. “sandika, tuanku yang mulia” jawabku. “pak eko sudah mempunyai keluarga kan? sudah memiliki anak? sekarang anak pak eko berapa tahun?” aku tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tuanku yang mulia sekaligus. aku ketakutan. “sandika,tuanku yang mulia, hamba sudah berkeluarga, anak hamba satu orang sekarang baru menginjak 7 tahun, rencananya anak hamba besok akan mulai bersekolah tuanku”. sambil tersenyum, manis sekali. pemimpin negeri ini berujar “nah, itulah alasan mengapa pak eko saya undang ke istana ini”. baca juga:sebelum pandemi dan sesudah itu mati baca juga:perempuan yang menjual dirinya pada jarak aku semakin ketakutan. terbayang wajah anakku yang polos, “maafkan ayahmu, nak, kalau terjadi sesuatu padamu” dalam hati yang paling dalam aku berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan anakku. karena menurut kabar yang aku terima tuanku yang mulia menganut satu ilmu hitam yang bisa saja mencari tumbal dan itu anakku. aku sedih mengingatmu, nak. akhirnya suara tuanku yang mulia membuyarkan semua doaku. mungkin doaku tidak akan mencapai tuhan. masih di sawangan. “besok jangan lupa, pak eko, saya ingin di depan sekolah anakmu, kamu dan anakmu wajib swafoto dan fotonya kirimkan di media yang sudah saya sediakan, kalau sampai tidak, maka anda melawan pemerintah dan itu sangat membahayakan anda dan keluarga anda. camkan itu!”. “sandika, tuanku yang mulia. apapun keinginan tuanku adalah perintah wajib bagi hamba”. itulah pertemuan singkatku dengan pemimpin negeri ini, tuanku yang mulia. baca juga:anak sekolah dasar yang mati tak berdasar baca juga:love or ghosting pertemuan malam itu telah mengubah jalan hidupku, menghilangkan idealisme dan tentu saja menghilangkan kebebasan dan imajinasiku. hari-hari berikutnya aku bekerja seperti robot. masuk dan pulang di jam yang sama. aku bekerja di bagian penerbitan majalah pesolek press, salah satu surat kabar yang berada di negeri ini. aku menjadi editor di bagian sastra. aku menilai puisi dan cerpen. menilai puisi dan cerpen di negeri ini tidak sulit karena semuanya sudah tersusun menurut format yang baku sesuai keinginan tuanku yang mulia. misalnya puisi setiap bait harus 3 baris, kalau ada yang coba-coba menulisnya menjadi 4 atau 2 baris pasti puisi tersebut tidak layak untuk dimuat di pesolek press. bagaimana dengan cerpen? ah, itu lebih mudah lagi alur pada cerpen harus konvensional dimulai dari pengenalan, muncul konflik, puncak konflik, dan penyelesaian. dan yang lebih penting setiap cerpen harus dimulai dengan pada suatu hari. tanpa ada kata-kata itu, jangan pernah bermimpi cerpen anda akan dimuat di media ini. gampang kan? baca juga:ular berwujud manusia baca juga:jodohmu adalah siapa dirimu di penerbitan pesolek press aku bekerja dengan senang-senang saja. karena aku sudah tidak tahu cara untuk menjadi tahu. sampai pada suatu hari aku tidak sengaja menemukan sebuah manuskrip yang sudah lusuh bertuliskan huruf-huruf kuno. bahasanya tidak aku kenali. tetapi aku sempat melihat tulisan semacam ini pada sebuah azimat yang diberikan kakek sebelum beliau berpulang. selain itu, tulisan ini pun pernah aku lihat juga pada sebuah makam kuno yang kata orang-orang itu adalah makam pendiri negeri ini. aku berusaha memecahkan misteri pada manuskrip itu. sulit sekali. setiap malam aku terus mempelajari manuskrip itu. tetap saja tidak bisa aku pahami maksudnya. dan, yang anehnya ada huruf yang terlihat lebih tebal tertulis dalam manuskrip itu sama persis dengan huruf yang ada pada makam kuno dan tentu saja sama dengan azimat peninggalan kakek. sungguh aneh. baca juga:debat orang-orang bisu baca juga:pohon jambu warisan si mbah menjelang bulan purnama, ada kabar bahwa tuanku yang mulia telah berpulang karena penyakit aneh yang dideritanya. tentu saja harus ada pengganti beliau. diumumkan oleh pengawal istana bahwa tuanku yang mulia telah berwasiat, “pemimpin negeri ini harus diteruskan oleh orang yang memiliki azimat dengan tulisan kuno. tulisan yang juga terpahat pada makam pendiri negeri ini dan termaktub juga dalam manuskrip”. aku tersentak kaget. diakhir pengumuman itu juga disebutkan bahwa tulisan kuno itu bermakna “kamu adalah anakku, jadilah penerusku”. bandung, 24 juli 2024 biodata penulis heri isnaini lahir di subang, jawa barat, pada tanggal 17 juni 1985. heri sangat menyukai puisi-puisi sapardi djoko damono. pernah mengikuti acara “temu penyair asia tenggara 2018” di padang panjang, sumatera barat, mengikuti festival seni multatuli 6-9 september 2018 di rangkasbitung, lebak, banten. kegiatan sehari-harinya adalah dosen sastra ikip siliwangi cimahi. heri dapat dihubungi melalui surel heriisnaini1985@gmail.com atau nomor wa 085723051385.
1
2
3
4
»
Last
Tag
# di negeri para pesolek
# cerpen kehidupan
# karya tulis
# cerita pendek
# cerpen
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Utara, 16 SEPTEMBER 2024
Berita Terkini
Pertamina Perkuat Bisnis Rendah Karbon, Dukung Transisi Energi Menuju NZE 2060
EkToBis
7 jam
Pendorongan Baru Ekonomi Rakyat
EkToBis
7 jam
Desa di Ulok Kupai Diminta Bersiap Gelar Musrenbangdes 2026
Ketrina
7 jam
Hari Pencoblosan, Panitia Hanya Melayani Daftar Pemilih Khusus dengan Kriteria Ini...
Ketrina
7 jam
Rapat Lintas Sektor, Sukseskan Program Kesehatan di UPTD PKM Bukit Harapan
Ketrina
7 jam
Berita Terpopuler
Makan Banyak Tapi Gak Gendut? Bisa Jadi Tanda Metabolisme Kamu Bermasalah Loh!
Lifestyle
18 jam
Sukses, TP PKK Desa Pagar Ruyung Gelar Supervisi 10 Program Pokok PKK Ta. 2024
Metropolis
21 jam
Peringati Hari Pahlawan Siswa Pulau Terluar Dapatkan Materi Wawasan Kebangsaan Dari Satgas Pam Puter Enggano
Berita Utama
22 jam
Bukan Sekedar Makanan Biasa Saja ! Temukan Manfaat Dari Konsumsi Bengkoang Untuk Kesehatan Tubuh
Lifestyle
18 jam
Bisnis Dropshipping Kini Jadi Salah Satu Bisnis Terpopuler di Era Digital
EkToBis
19 jam
Berita Pilihan
Mengulik Shokuiku : Pola Makan Sehat ala Orang Jepang yang Bikin Awet Muda
Gaya Hidup
5 hari
Benarkah Traveling Bisa Bikin Tubuh Lebih Sehat dan Awet Muda? Begini Menurut Penelitian
Inspiratif
5 hari
Bisa Bikin Anda Sehat Terus! Inilah Sederet Tips Sederhana Guna Menjaga Daya Tahan Tubuh saat Musim Hujan
Inspiratif
6 hari
Para Pejuang Diet ! Berani Coba, Ini Rahasia Diet Ala Perempuan Jepang Yang Efektif Menurunkan Berat Badan
Lifestyle
1 minggu
Hati-hati! Disamping Bisa Menenangkan, Ternyata Lilin Aromaterapi Menyimpan Bahaya Bagi Kesehatan
Pendidikan dan Kesehatan
1 minggu