Harga Gabah Rp6.600/Kg di Mukomuko

Plt Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mukomuko, Nurdiana, SE, MAP.--

MUKOMUKO RU - Harga gabah kering di Kabupaten Mukomuko masih cukup mahal yaitu Rp 6.600 per kilogram (Kg). Dari sebelumnya sebesar Rp 5.300 per Kg. 

Naiknya harga gabah itu karena petani tidak bisa bersawah selama terjadi kematau panjang sejak beberapa bulan yang lalu. Karena lahan persawahan mereka kering. Sedangkan air irigasi ditutup lantaran sedang proses perbaikan. 

Hal ini dibenarkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Mukomuko, Nurdiana, SE, MAP.

"Benar, kemarau panjang mengakibatkan harga gabah naik. Karena petani tidak bisa bersawah. Itu salah satu penyebabnya. Memang secara ekonomi, petani sangat diuntungkan karena harga jual gabah naik," katanya.

Selain karena penyebab kemarau panjang. Pabrik produksi beras yang beroperasi di Kecamatan Air Dikit. Hingga sekarang masih sangat kekurangan gabah. Sehingga pabrik beras tersebut harus mencari gabah hingga ke luar daerah. Akibat kekurangan gabah. Pabrik beras itu pun berani membeli gabah petani dengan harga yang cukup mahal.

BACA JUGA:Hadapi Pemilu 2024, Kemenag Minta ASN Jaga Netralitas

"Namun sebaliknya, dengan mahalnya harga gabah sekarang. Berpengaruh juga dengan harga beras. Karena per 1 September 2023 lalu. Harga beras juga ikut naik dari harga sebelumnya," ujarnya.

Dijelaskan Nurdiana, harga beras memang terjadi kenaikan namun belum tinggi. Sehingga belum berdampak besar kepada masyarakat. Karena perekonomian masyarakat Kabupaten Mukomuko, saat ini tergolong cukup mapan. 

Lain halnya, sambung Nurdiana, jika harga beras naiknya signifikan. Bahkan hingga terjadi kelangkaan. Maka pemerintah daerah akan melaksanakan tindakan cepat untuk mengatasi hal itu.

"Seperti menggelar pasar murah, dan yang lainnya. Kegiatan itu akan kita lakukan kalau harga beras naik signifikan dan terjadi kelangkaan," pungkasnya. (rel)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan