Tiga Sumber Dikantongi Negara Penutup Oktober

EVALUASI kinerja oleh pemerintah dalam laju situasi global yang perlu disikapi dengan kuda-kuda ekonomi di tengah ketidakpastian yang menghantui nyaris semua negara.--

RADAR UTARA - Negara keuangan periode Oktober 2023, meski ditutup dengan kondisi defisit 0,003% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp 0,7 triliun. Meski begitu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), membeber kinerja APBN sampai dengan 31 Oktober 2023, berhasil menghimpun pendapatan negara sebesar Rp 2.240,1 triliun.

Di tengah kebutuhan belanja negara sebesar Rp 2.240,8 triliun. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyampaikan pendapatan negara itu, disokong dari beberapa sumber.

Penerimaan tertinggi, didominasi oleh penerimaan dari sektor pajak. Angkanya Rp 1.523,7 triliun. Nominal itu, setara dengan 88,7 persen terhadap asumsi APBN tahun berjalan.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bisa saja masuk seperti dari hasil kegiatan yang diproyeksikan kepada satuan kerja pemerintah. Termasuk juga penyelamatan keuangan negara oleh lembaga penegak hukum atas praktik korupsi.

BACA JUGA:Sakura Ala Lumajang, Pohon Tabebuya Mempesona di Tengah Kemarau

Sektor ini mendulang rupiah di angka nyaris Rp 500 triliun atau pastinya Rp 494,2 triliun.

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, dalam torehan 72,8 persen terhadap APBN atau senilai Rp 220,8 triliun.

"Terjadi peningkatan 2,8% (yoy) atau 90,9% dari targetl" jabar Kemenkeu soal pendapatan negara yang berhasil dihimpun.

Belanja pemerintah pusat, masih mendominasi. Dari total Rp 2,240,8 triliun. Khusus belanja pemerintah pusat di angka Rp 1.572,2 triliun.

Pusat juga melakukan transfer ke daerah sebesar Rp 668,5 triliun.

"Setara dengan 82.1% terhadap APBN," jabarnya. (bep)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan