Benteng Terluas Sejagat Ada di Buton
Benteng Keraton Buton merupakan peninggalan sejarah yang mrnjadi unggulan pariwisata Kota Baubau, Buton, Sulawesi Tenggara. - Antara News-
Hal ini ditandai dengan dilantiknya Lakilaponto sebagai Sultan Buton I dengan Gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Benteng Vredeburg Yogyakarta
BACA JUGA: Sejarah Pulau Onrust, dari Benteng hingga Tempat Karantina Wabah
Wilayah Kesultanan Buton cukup luas. Kini di bekas wilayah kesultanan telah berdiri beberapa kabupaten dan kota bagian dari Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Selatan, dan Kota Baubau.
Pemandu wisata di Benteng Keraton Buton, Laode M Adam Vatiq menceritakan, Benteng Keraton Buton mulai dibangun pada masa Sultan Buton III La Sangaji yang bergelar Sultan Kaimuddin, yang memerintah Buton pada 1591-1596.
Semula, benteng tersebut hanya dibangun dalam bentuk tumpukan batu yang disusun mengelilingi kompleks istana. Tujuannya untuk membuat pagar pembatas antara komplek istana dengan perkampungan masyarakat sekaligus sebagai benteng pertahanan.
Kemudian pada masa pemerintahan La Elangi atau Sultan Dayanu Ikhsanuddin sebagai Sultan Buton IV, benteng berupa tumpukan batu tersebut dijadikan bangunan permanen. Pembangunan benteng rampung seluruhnya ketika La Buke sebagai Sultan Buton VI, yang memerintah Buton pada 1632-1645.
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Benteng Vredeburg Yogyakarta
BACA JUGA: Sejarah Pulau Onrust, dari Benteng hingga Tempat Karantina Wabah
Benteng Keraton Buton merupakan obyek wisata unggulan Kota Baubau dan telah dikunjungi ribuan turis domestik dan mancanegara setiap tahunnya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Baubau Ali Arham, Benteng Keraton Buton setiap harinya dikunjungi sekitar 300-400 turis nusantara pada 2019. Sedangkan total kunjungan turis asing ke Benteng Keraton Buton selama 2019 sekitar 6.000 orang dan umumnya datang dari daratan Eropa.
Sejak pandemi Covid-19 merebak sekitar 5 tahun lalu, jumlah kunjungan turis berkurang dari sebelumnya. Meski demikian, Benteng Keraton Buton tetap dapat dikunjungi asalkan mematuhi protokol kesehatan dan ikuti pesan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Mari, berkunjung ke benteng terluas di dunia.
Sumber: indonesia.go.id