Biodiesel sebagai Solusi Energi Berkelanjutan
Petugas memperlihatkan contoh bahan bakar biodiesel saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta. -Dok. JIBI-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Konflik yang melanda berbagai belahan dunia, khususnya di Eropa dan Timur Tengah, telah mengganggu rantai pasokan energi global, menciptakan krisis energi yang meluas.
Dalam menghadapi tantangan ini, banyak negara, termasuk Indonesia, mulai beralih mencari sumber energi alternatif, dengan fokus pada energi baru dan terbarukan (EBT). Salah satu solusi yang menjanjikan adalah pengembangan biodiesel.
Sejak tahun 2014, Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan mandatori biodiesel melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 12/2015.
Kebijakan ini mewajibkan penggunaan campuran biodiesel dalam bahan bakar solar, dimulai dari B10 pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi B15 pada 2015, B20 pada 2016, dan B30 pada 2020.
BACA JUGA:Inovasi PLTS Terapung Mobile: Solusi Energi Terbarukan di Indonesia
BACA JUGA:Mengubah Limbah Jagung Menjadi Biomassa untuk Solusi Energi Bersih
Terbaru, pada 1 Februari 2023, Indonesia melangkah lebih jauh dengan pengembangan B35, dan saat ini sedang melakukan uji coba B40, yang merupakan campuran 40 persen fatty acid methyl ester (FAME) dan 60 persen solar.
Inovasi ini diharapkan dapat menghasilkan Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100), dan Green Jet Avtur (J100), yang telah melalui berbagai uji coba untuk kendaraan darat hingga pesawat terbang.
Uji coba terbaru dalam pengembangan biodiesel di Indonesia adalah penerapan B40 untuk kereta api. Campuran B40 ini terdiri dari 60 persen solar dan 40 persen bahan bakar nabati dari kelapa sawit.
Uji coba tersebut dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, pada 22 Juli 2024, menggunakan kereta api Bogowonto yang melayani rute Yogyakarta–Pasar Senen.
BACA JUGA:Upaya Negeri Menggali Serta Mengembangkan Potensi Energi Unggulan Dunia
BACA JUGA:Pensiunkan PLTU Batu Bara, Pemerintah Bahas Program Pendanaan Transisi Energi
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa uji coba ini bertujuan untuk menguji ketahanan genset kereta api Bogowonto selama 1.200 jam.
Ia berharap uji coba ini dapat rampung pada Desember 2024, sehingga penggunaan B40 secara penuh dapat dilakukan pada 2025.