Replanting Kakao dan Kelapa untuk Meningkatkan Produktivitas Nasional

Seorang petani menunjukkan buah cokelat yang baru dikupas di Desa Pepageka, Kecamatan Klubagolit, Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). -ANTARA FOTO/Mega Tokan-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Beban di pundak Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bertambah.

Setelah berjibaku dengan program peremajaan (replanting) sawit, kini tanggung jawab ditambah, yakni me-replanting dan mengembangkan industri berbasis kakao dan kelapa. Dua komoditas terakhir ini termasuk unggulan bagi Indonesia.

Tambahan tugas BPDPKS ini merupakan hasil dari Rapat Internal (Rapin) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam rapin tersebut diputuskan, pengelolaan kakao dan kelapa dilimpahkan kepada BPDPKS.

Implementasi tugas tambahan tersebut, BPDPKS membentuk dua kedeputian baru, yaitu Deputi Kakao dan Deputi Kelapa. Langkah ini seiring sejalan dengan inisiasi Kementerian Perindustrian yang berupaya pembentukan kelembagaan kakao dan kelapa.

Tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan bahan baku industri, menjaga kelangsungan industri dan daya saing, serta meningkatkan nilai tambah.

BACA JUGA:Upaya Konservasi Harimau Sumatra di Era Modern

BACA JUGA:STOP ! Berteriak Kepada Anak Karena Bisa Berakibat Fatal Dikemudian Hari

Putusan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas kakao secara kelembagaan tersebut dinilai positif oleh Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO).

Upaya replanting kakao  bisa berdampak positif terhadap kesejahteraan petani dan menjaga kelangsungan industri.

“ASKINDO percaya bahwa langkah ini merupakan langkah yang tepat dan strategis untuk mendorong upaya mengembalikan kejayaan kakao Indonesia yang mengalami tantangan yang luar biasa dalam hal ketersediaan biji kakao dalam negeri serta persaingan perdagangan dengan produsen atau industri olahan kakao dari negara lain,” papar Ketua Umum ASKINDO Arief Susanto di Jakarta.

ASKINDO berharap, upaya peningkatan produktivitas kakao Indonesia tersebut akan semakin mendorong daya saing kakao Indonesia, baik dari sisi ketersediaan bahan baku dan hilirisasi produk olahan kakao di tingkat global dalam perdagangan internasional yang sangat kompetitif.

BACA JUGA:Jangan Sampai Terlewatkan ! Kenali Manfaat Konsumsi Ketan Hitam Bagi Kesehatan Kulit

BACA JUGA:Manfaat Santan Kelapa Untuk Kesehatan dan Kuliner

Selain itu, peningkatan produktivitas kakao akan dapat menjamin ketersediaan bahan baku domestik bagi industri. Yang juga penting adalah adanya   manfaat sebesar-besarnya untuk peningkatan pendapatan keluarga pekebun kakao Indonesia, di mana 99 persen kakao Indonesia dibudidayakan oleh pekebun rakyat (smallholder).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan