Aku Naksir Anak Ustadz
--
Cerpen Karangan: Wardina Sya
Assalamu’alikum….
Hai aku Qurrota a’yun kalian cukup panggil aku tata aja yaa..
Aku sekolah di MUALLIMIEN kelas 12. akutu orangnya humoris, supel, baik hati, suka menolong dan yap cantik. dari semua wanita di kelasku, akulah yang kulitnya paling putih huahuahaua… aduh jadi ngawur ok lanjut..
Yap seperti judulnya.. di sekolah aku lagi suka sama.. ikhwan yang bernama.. ADLI MAULIDANSYAH.. ya dia adalah anaknya pak ustad ade guru ngaji di dekat rumahku..
Adli yang akrab disapa didi memiliki sifat yang super duper cuek ke akhwat. Dia juga memiliki paras yang sangat tampan. apalagi saat memakai kopiah. akh akhwat langsung klepek-klepek liatnya. Didi juga termasuk santri berprestasi di sekolah. nah langsung ke intinya aja ya hehe….
Saat di madrasah..
Aku sebelum pergi ke kelas melihat didi dan kawan-kawanya sedang nongkrong di kantin bu ismi. aku melihat didi dia sangat tampan sekali dengan baju koko celana warna hitam dan kopiah. mungkin kalian bertanya-tanya kok sekolah pake baju muslim bukan seragam sekolah ya kan? ok ini jawabannya karena ini hari jum’at jadi akhwat dan ikhwan disuruh pake baju muslim paham?.
“Tata.. lagi ngapain kamu liatin ikhwan?” tanya hana yang tiba-tiba ada di samping tata.
“Eh hana, kapan datang na?” tanya tata basa basi.
“Baru. kamu ngapain di sini bukanya masuk kelas malah liatin ikhwan. liatin siapa ta?” tanya hana heran.
“Ah hana mau tahu aja. yuk ah ke kelas.” ajaku agar hana tidk tanya lebih banyak.
“Ok” hana lalu masuk kelas dengan penasaran.
Tak lama setelah aku dan hana masuk kelas datanglah didi dan kawananya ke kelas. didi meliriku sekilas dan langsung menuju bangkunya. aku salting ketika didi melihatku tapi aku menahanya agar hana tidak mengetahuinya. tapi itu terlambat hana sudah mengetahuinya. dan istirahat hana bertanya padaku.
“Tata jangan dulu ke luar aku mau tanya sesuatu..” cegat hana saat aku hendak menuju kantin.
“Tanya apa?” aku melihat hana karena penasaran apa yang akan ditanyakanya.
“Kamu suka ya sama didi?” ucap hana langsung the the point.
Aku kaget mendengarnya gak tau harus jawab apa.
BACA JUGA:Lakon Wayang: Sesorah Tekun, Teken, Tekan
“Kok diam berarti kamu memang suka ya sama didi?” goda hana. “jujur aja aku janji gak bakal bilang siapa-siapa kok” lanjutnya.
“Ee… iya na” aku menjawab dengan sedikit grogi.
“Nah gitu donk.. kamu mau jujur sama aku” ucapnya gembira..
“Ya tapi janji jangan sebar dan jangan diperpanjang ya!aku cuma mengaguminya saja kok lagipun tidak akan ada yang mengizinkan aku untuk berzina” jelasku pada hana. hana terkekeh mendengar penjelasanku tadi.
“Insya alloh akan kujaga tata cantik..” godanya lagi.
“Aku pegang kata-katamu.. ya sudah ayo kita ke kantin aku ingin membeli biskuit kesukaanku..” ajaku pada hana yang masih terkekeh.
Saat di kantin aku melihat didi sedang makan aku hanya tersenyum melihatnya lalu tiba-tiba ada yang menghampiri mejaku ternyata itu hasan kawannya didi. hasan tidak kalah tampan dengan didi malah mereka berdua itu 11 12 dan yang menyukai hasan itu adalah hana. saat hasan menghampiri saja hana langsung menundukan kepalanya tanda dia salting.
“Tata..” panggil hasan yang sudah di depan mejaku. hana terus menoel noel tanganku tanda ia malu. hasan melirik pada hana lalu menyerahkan surat yang ada di tanganya padaku.
“Ini ada titipan surat dari ikhwan untukmu..” ucapnya.
“Ikhwan untukku?” tanyaku yang heran dengan surat itu juga ikhwan yang tidak disebutkan namanya.
“Siapa?” lanjutku.
“Aku dilarang memberitahukan namanya jadi lebih baik langsung kau buka. kalo begitu aku izin pergi.” ucapnya lalu pergi dari hadapanku. hana yang dari tadi salting jadi cemberut mungkin karena hasan sudah pergi hahaha. aku melihat meja yang tadi diduduki didi sudah kosong. mungkin didi sudah pergi ke kelas. pikirku.
“Tata ini buat kamu aja deh aku lagi gak selera..” tiba-tiba hana menyerahkan mangkuk yang berisi sop buah padaku.
“Lah kenapa na? habisin mubadzir lo.. oh ato karna hasannya udah gak ada ya?” candaku. pipi hana langsung memerah.
“Ah apaansi yaudah deh minta dibungkus aja” ucapnya karena malu.
“Hahaha yaudah minta bu ismi sono” hana pun pergi ke ibu ismi untuk dibungkuskan sop buahya. sedangkan aku masih memikirkan surat yang ada di tanganku.
Di Rumah…
Aku masuk ke dalam rumah dan mendapati ummi sedang nonton tv.
“Assalamu’alaikum ummi..” aku menghampiri ummi dan mencium punggung tangan ummi.
“Wa’alaikumusalam bagaimana sekolahnya?” tanya ummi.
“Alhamdulillah baik ummi. yaudah ummi tata mau ganti baju dulu yami dadah.”
“Iya gih.” akupun langsung masuk ke kamarku mengganti baju. sholat dzuhur lalu tiduran di kasur. aku mengingat bahwa tadi di sekolah aku mendapat surat dari ikhwan. akupun lansung membawa dan membukanya. mau tau isinya yuk baca bareng…
Isinya:
*Assalamu’alaikum ukhti…*
Tata akhi tau selama ini tata suka kan sama akhi? jujur akhi juga suka lo sama tata. tapi akhi lebih memilih diam daripada akhi mengakuinya secara terang-terangan. karna itu sama saja akhi mengajak tata berzina. tentu dosa besar bukan?nah oleh karena itu akhi mengucapkanya di surat ini. mudah-mudahan tata membukanya saat sendirian ya. karna akhi takut jika orang lain tau jika akhi menyukai tata. insya alloh setelah lulus akhi akan melamar tata menjadi istri akhi tunggu aja yaa. yaudah itu aja yang bisa akhi sampaikan mudah-mudahan tata menjadi lebih sholehah dan ingat alloh ya..
Wassalamualaikum..
*Adli*
BACA JUGA:Sudut Moral Dalam Laku Memayu Hayuning Bawono
Aku. tersenyum sendiri ketika membaca surat itu. karena aku tak percaya ternyata selama ini diam-diam didi memperhatikanku. jadi tak sia-sia usahaku untuk naksir Anak ustadz hehe..
Keesokan harinya…
“Assalamu’alikum” aku membuka pintu kelasku masih kosong. karna memang ini masih sangat pagi dan aku datang sepagi ini karena ada jadwal piket.
“Tata.. tata.. tata..” tiba-tiba hana berlari ke arahku dengan muka yang sepertinya ingin memberitahu sesuatu.
“Eh hana kenapa kok lari-lari?” tangaku heran.
“Tata ikut aku sekarang..” hana menarik tanganku dan menyeretku sampai ke lapangan. tapi anehnya lapangan itu gelep banget mungkin karena masih jam 6 pagi. “hana kamu ngapain bawa aku ke sini?” aku menoleh ke belakang tidak ada hana. aku jadi panik hana tiba-tiba meninggalkanku. tiba-tiba aku dikagetkan dengan berdirinya seorang ikhwan di depanku tidak terlihat mukanya karena cahaya langit yang gelap. “ka.. kamu siapa?” tanyaku panik.
Tiba-tiba….
“Sepprayyysyy” teriak hana, hasan, ali, dan iki. dan orang di hadapanku adalah didi. “Eh ini ada apaan sih sebenernya?” aku masih tak mengerti. hana mendekat dan menjelaskan semuanya. “jadi gini ukti… aku sama mereka buat rencana karena katanya didi mau ngasih sesuatu buat kamu. karna kamu selama ini udah naksir sama dia dan ya kami merencanakan ini untukmu biar kelihatan dikit romantis gitu lhoo..” jelas hana. aku mengangguk lalu menatap didi.
“Jadi ada apa akhi?” tanyaku.
“Jadi gini ukhti.. kan bentar lagi kita di wisuda tuh.. nah akhi mau ngasih qur’an ini, ke ukhti buat kenang-kenangan.. soalnya lulus aliyah akhi mau lanjutin pesantren di turki buat nambah agama akhi. jadi ukhti jaga baik-baik ya quran dari akhi.” ucapnya sambil menyerahkan qur’an warna ungu bercampur hitam. indah sekali aku sampai menitikan air mata mendengarnya.
“Terimakasih akhi. ukhti akan selalu menjaga quran pemberian akhi dengan baik. Akhi… ukhti pasti kangen banget sama akhi..”
Dan tanpa sadar aku menangis di pelukan hana. hana pun ikut menangis. bahkan kawan-kawannya didi pun ikut menangis mereka memeluk didi dan meraunraung seperti anak kecil.
“Insya allah jika ukhti sudah menjadi milik akhi. jika ukhti sedih akhi akan peluk ukhti dengan sangat erat. namun untuk kali ini ukhti tidaaak bisa akhi peluk karena kita belum muhrim.. ukhti.. tunggulah akhi sampai menghalalkanmu..” Gumam didi.
Hari ini hari dimana aku dan kawan-kawanku diwisuda. juga hari ini hari aku dan didi berpisah.. “hamdulillah ya akhirnya kamu lulus juga..” sambut Abi.
“Iya alhamdulillah bi ini juga berkat doa ummi dan abi.” ucapku sambil memeluk kedua orang yang aku sayangi.
“Ummi bangga sama kamu..” ucap ummiku.
“Ya ummi..” jawabku. “ummi abi tata mau ke kawan-kawan dulu ya biasa ucapan selamat” izinku pada ummi dan abi.
“Iya gih..” kata ummi.
Aku pun berlari ke arah hana. yang sedang kumpul dengan grup didi. hana sangat cantik ia mengenakan kebaya warna hijau muda dengan kerudung pasmina. sedangkan aku mengenakan kebaya warna pink dan kerudung pasmina yang ada bunga mawar di atasnya.
“Selamat ya han kamu lulus juga..” ucapku sambil memeluk erat hana.
“Makasih tata… kamu juga selamat ya.” balas hana.
“Iya..”
BACA JUGA:Hanya Angin yang Terpahat di Rahang Pintu
Aku memperhatikan penampilan didi subhanallah tampan banget. didi mengenakan batik warna coksu dan celana warna hitam serta tak ketinggalan kopiah warna hitam. yang membuatnya makin tampan.
“Subhanallah ukhti cantik sekali..” puji didi padaku. aku tersipu malu dan menjawab.
“Alhamdulillah.. akhi juga tampan sekali..” aku balas memuji didi. didi hanya tersenyum. tiba-tiba hasan berkata..
“Ehem.. ehem.. ini calon suami istri makin romantis aja nieh.. hehe.” ledek hasan yang langsung disambut tawa oleh hana dan yang lainnya.
“Cieee… di jangan terlalu datar nanti kalo udah jadi suami seorang tata.” oceh iki sambil menyenggol bahu didi.
“Iya dihilangin aja malah sifat cuek kamu itu..” sambung hasan.
“Ya kamu juga san. itu lo hana menunggumu..” ledek didi yang langsung disambut gelak tawa yang heboh.
“Ah apaan sih kamu di..” ucap hasan.
Hana salting mendengar itu dan seperti kebiasaanya dia menoel noel tanganku. hingga hasan dan yang lainnya tertawa melihat tingkah hana.
“Na jangang gini dong kayak kucing aja kamu” ucapku. hana langsung cemberut.
“Kan aku manusia bukan kucing.” ketus hana.
Kami semua pun kembali tertawa melepas rasa haru yang sebentar lagi akan datang.
“Ta makasih ya buat semuanya. akhi tidak tahu harus balas dengan apa. yang pasti setelah akhi pulang dari turki akhi akan langsung melamar tata. tata tunggu sampai akhi kembali ya.. tapi jika orangtua tata mencalonkan tata dengan orang lain maka tata terima saja ya jangan tunggu akhi pulang. ok?!” ucap didi yang membuatku kembali menangis.
“Iya di hati-hati ya. ukhti akan menunggu akhi..” ucapku di sela isak tangisku.
“Oh iya ta ini akhi buat gelang buat tata kalo bisa dipakai ya.. soalnya gelang itu akhi sendiri yang membuatnya. tapi kalo kata ukhti jelek dan gatal tidak usah dipakai disimpan saja sebagai kenangan dari akhi yaa…” didi memberikan gelang mutiara yang ada nama akunya dan sebuah tali pita warna ungu corak pink..
“ahhh akhi lucu banget… makasih akhi..” aku langsung merebut gelang itu lalu mencoba memakainya dan ternyata pas di tanganku.
“Akh lucu banget gelangnya.. kok gak ada yang kasih aku gelang ya?” manja hana.
Didi, ali dan iki saling memandang ke arah hasan. hasan sebenarnya sudah punya gelang untuk diberikan kepada hana namun ia malu.
“Ehem.. ehem.. ehem..” ali, iki dan didi berdehem. alias isyarat agar hasan memberikannya pada hana.
Aku yang tak tau apa-apa hanya tersenyum ke arah hana. hana bingung dengan tingkah laku semuanya.
“Ee.. na..” hasan grogi untuk memberikanya pada hana.
“Ah iya apah?” hana antusias dipanggil hasan berharap hasan memberinya gelang sepertiku. dan keinginanya itu dikabulkan.
“Nih ambil..” hasan menyodorkan gelang bercorak love. mata hana melotot ia sangat gembira dan lantas ia pun mengambilnya dan hampir memeluk hasan untung saja hasan mundur jadi tak kena.
“Ih jangan sampe peluk dong. kan kita belom muhrim” ujar hasan. yang mukanya memerah karena malu.
“Oh iya iya maaf ya abis aku seneng banget kamu kasi gelang. oiya btw ini gelangnya kamu sendiri kan yang buat?” tanya hana tanpa jeda. hasan terdiam ia ingin menjawab ‘tidak’ tapi malah didi yang menjawabnya.
“Oh Tentu saja itu buatan hasan na bagus kan?” tanya didi. Hana yang mendengar langsung menjawab. “tentu saja bagus “hasan hanya diam sambil melotot ke arah didi. didi hanya menanggapinya dengan senyum jahat.
“Hana coba kamu pake muat gak kok aku rasa gak enak ya..” ucapku menakut-nakuti hana.
Hana langsung memakainya dan saat dipakai ternyata kekecilan karena itu ukuranya di tangan tata.
“Ya.. yah.. yahh kok gak muat sihhh” ucap hana kesal.
“Kamu terlalu gendut tuh na” celetuk ali. mendengar itu hana pun kesal dan mencoba memaksa gelang itu masuk ke pergelangan tanganya. dan ya berhasil tapi hasilnya jelek. dan hana hanya pasrah yang penting ia memakai gelang pemberian hasan.
BACA JUGA:“MENGIKLANKAN” BUKU DI RUANG KELAS
Hari itu hari yang sangat bahagia untuku. tapi sekarang aku serasa sunyi, sepi, tiada lagi canda tawa tiada lagi senyuman DIdi. aku hanya seorang diri menjalani kuliah tanpa ada hana, hasan dan yang lainnya.
Aku hanya menunggu seseorang yang tak lain adalah didi. kuharap dia kembali.
Aku kangen banget sama didi sampai akhirnya ia kembali dan melamarku hingga aku menjadi istrinya. dan mempunyai keturunan yang sholeh dan sholehah.
SELESAI…
maaf ya kalo gak nyambung. mohon maaf banget. beribu maaf buat kalian
Cerpen Karangan: Wardina Sya
Cerpen Aku Naksir Anak Ustadz merupakan cerita pendek karangan Wardina Sya, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.