Konon, Penjual Jasa Cinta Sesaat Acap Banting Harga, Tukar Chip Saat Bisnis Sepi

ILUSTRASI-istimewa-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Praktik prostitusi terselubung, bahkan acap dihadapkan dengan bisnisnya yang tengah lesu. Ketika tengah sepi konsumen, tak jarang penjaja jasa cinta sesaat ini banting harga. Tidak lagi membanderol tinggi. Tukar chip pun jadi. 

"Kalo lagi sepi, kata kawan saya itu, mereka mau tukar chip. 1B, oke," ungkap seorang pria yang enggan disebutkan identitasnya. 

Ungkapan yang disampaikan sumber ini, setidaknya menjadi early warning tentang bagaimana komunitas di pasar gelap jasa cinta sesaat ini, masih terus terjadi. 

Apalagi, untuk mencari para penjual jasa ini, bukanlah perkara yang sulit di jaman serba digital saat ini. Lewat genggaman, berbekal sebuah aplikasi perpesanan yang bisa didapat dari playstore, seseorang bisa memulai berselancar mencari informasi di kalangan penjaja birahi liar. 

BACA JUGA:Tips, Modal Rp 620.250, 6 Bulan Dapat Emas Seharga Rp 4 Juta Lebih, Gini Caranya

BACA JUGA:Kista Dermoid, Sejenis Tumor yang Bisa Disangka Guna-Guna

Melihat peta kasus paparan penyakit HIV/AIDS di daerah, kian saja mengkhawatirkan. Walaupun, ketika dibarengi dengan kesadaran diri para pengidapnya, tertib pengobatannya, penyakit ini relatif dapat ditekan potensi penularannya. 

Mencermati kasus penyakit yang dipicu oleh prilaku s3ks bebas dan tidak sehat ini, angka kematiannya pun terus terjadi. Terungkap, ada seorang pria pengidapnya, diduga tidak terbuka dengan sang istri, tak pelak menyebabkan penularan lanjutan. 

Pasangan sahnya itu, kemudian terpapar penyakit yang belum ada obatnya ini. Mirisnya lagi, sang istri pun kemudian hamil. 

Bencana lanjutan pun terjadi. Buah hati yang dilahirkan pun, didiagnosa terpapar virus yang menyerang sel imun pengidapnya ini. Keluarga itu kini, kehilangan "nahkoda" rumah tangga. Karena sang suami yang terpapar lebih dulu, meninggal dunia. 

BACA JUGA:10 Hewan Buas Peliharan Para Sultan di Uni Emirat Arab

BACA JUGA:Sikapi Ancaman Kesehatan dan Kerusakan Bumi, Sebuah Perusahaan Membuat Bra Dibuat dari Tebu

Dilansir radarutara.bacakoran.co pada Maret tahun 2023 lalu, paparan kasus Human Immunodeficiency Virus atau HIV dan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS di Provinsi Bengkulu, menunjukkan angka yang kian memprihatinkan. Tercatat, pada tahun 2022 lalu, sebanyak 1.224 orang terjangkit penyakit mematikan ini.

Plt Kepala Dinkes Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, Ns Anik Khasyanti, MH, melalui Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Ns Pratiwi, MTr.Kep, saat dikonfirmasi RU, menerangkan penanganan konseling kepada mereka yang terpapar atau Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), terus dilakukan oleh daerah. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan