Banner Dempo - kenedi

Industri Indonesia Melaju di Tengah Konflik Global

Nilai IKI Industri tekstil pada April ini meningkat cukup signifikan dan mengantarkan industri ini mengalami ekspansi pertama kali sejak IKI dirilis. -NET -

BACA JUGA:Pelaku UMKM Wajib Tau..Cara Mengurus Surat Izin Edar dan PIRT

BACA JUGA:Fenomena inflasi yang terjadi setelah Lebaran

Peningkatan nilai IKI industri tekstil ditunjang oleh peningkatan nilai IKI variabel produksi yang cukup tinggi dan variabel persediaan yang menunjukkan produknya terserap optimal ke pasar.

Adalah Permendag 3/2024 yang kemudian dinilai sebagai faktor pendorong. Beleid perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan nomor 36 tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor itu berhasil menekan masuknya produk impor. Meski ada peningkatan produk dalam negeri, kondisi pasar yang masih lesu menjadi perhatian penting.

Hal itu terlihat dari nilai variabel pesanan baru yang masih terkontraksi, terutama pasar domestik. Sedangkan, kenaikan level ekspansi kayu, barang kayu, dan gabus didorong oleh peningkatan produksi dan penyerapan persediaan produk untuk memenuhi pesanan sebelumnya dari luar negeri.

Sementara itu, terdapat empat subsektor yang mengalami kontraksi setelah sebelumnya mengalami ekspansi yaitu industri alat angkutan lainnya, industri komputer, barang elektronik dan optik, industri logam dasar, dan industri furnitur.

BACA JUGA:Antisipasi Dampak Situasi Geopolitik Global

BACA JUGA:Sawahku Menyala, Petani Pun Gembira

Penurunan nilai IKI subsektor Industri Alat Angkutan Lainnya disebabkan oleh penurunan pesanan domestik, ditunjukkan oleh menurunnya penjualan sepeda motor pada periode libur Lebaran sehingga aktivitas produksi dan pengiriman terhenti, serta pola konsumsi masyarakat.

Demikian pula dengan subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik yang mengalami penurunan nilai IKI pesanan baru karena penurunan pesanan domestik.

Selain itu, pada industri ini, ketergantungan impor komponen elektronik sangat tinggi sehingga terkena dampak pemberlakuan regulasi tata niaga impor.

Penurunan IKI subsektor industri logam dasar utamanya disebabkan penurunan pesanan domestik dan harga jual dalam negeri akibat peningkatan depresiasi rupiah.

BACA JUGA:Antisipasi Dampak Situasi Geopolitik Global

BACA JUGA:Sawahku Menyala, Petani Pun Gembira

Namun, sebaliknya untuk industri logam dasar yang berorientasi ekspor justru mengalami peningkatan salah satunya akibat isu penimbunan bahan baku untuk HS 72 (besi dan baja) oleh Tiongkok.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan