Petani Keluhkan Harga Palawija Pasca Panen

Petani Keluhkan Harga Palawija Pasca Panen -Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Rendahnya harga jual hasil palawija, masih menjadi persoalan yang belum dapat dipecahkan daerah, bahkan pusat. 

Terlebih, tahun lalu saat pengering, Pemda Bengkulu Utara sendiri pernah menebar bantuan bibit palawija gratis kepada petani. 

Jujugan program ini, adalah menjaga tingkat produktivitas lahan pertanian agar tidak tidur, ketika musim tanam yang terhambat, baik karena panas hingga proyek.

Yono, salah satu petani jagung di kawasan Kemumu, mengaku hasil panen jagungnya dijual di harga Rp 4.200 perkilogramnya. 

BACA JUGA:Kabar Soal Sertifikasi Terbaru, Usulan Ditargetkan Pekan Depan

BACA JUGA:Banjir Lebong, Pemprov Bengkulu Imbau Masyarakat Jangan Panik

Meski tak menyebut gamblang total luasan bidang tanam, Yono mengaku lebih kurang berhasil mendapatkan biji jagung kering sebanyak 1,5 ton. 

"Hanya saja, pas dijual harganya turun. Padahal sempat Rp 7 ribu sekilonya. Pas panen anjlok. Ya sebenarnya ga kaget sih, beginilah jadi petani," ungkapnya mencerita fakta pertanian penduduk. 

Dia lantas berujar dalam harap, agar pemerintah bisa memberikan dukungan kepada petani, ketika menggulirkan program-program. 

Utamanya, lanjut dia serius, adalah menyediakan pangsa pasar yang lebih kontinyu dengan harga yang lebih berpihak kepada petani. 

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Distribusikan Logistik ke Lebong

BACA JUGA:Gerak Cepat Pemprov Bengkulu Tangani Banjir di Lebong

"Harus ada terobosan. Karena ketika pas panen raya, ini kan muncul monopoli. Kalau gak dilepas, ya mau jadi apa. Dilepas barang, begini hasilnya," keluhnya. 

"Paling gak, semurah-murahnya Rp 6 ribulah sekolonya. Masih untung petani," harapnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan