Mengenal Ning Umi Laila, Penceramah Muda, Memesona dan Digandrungi
Ning Umi Laila-Radar Utara/Benny Siswanto-
Tidak cuma bocah-bocah cilik, para kaum hawa. Tapi kalangan adam juga tidak bisa dipungkiri, menaruh hati dengan solawat-solawat lawas yang dipoles ulang, sehingga lebih fresh, kemudian dilantunkan sosok yang lahir dari kalangan pagiat Nahdlatul Ulama atau NU tersebut.
Mungkin belum banyak yang tahu, kalau sosok inspiratif yang memungkinkan busana-busana yang dipakainya, bakal menjadi gandrung di kalangan hawa tanah air ini, merupakan anak dari ayahnya yang lazim disapa Kyai Granat itu, merupakan salah satu pengurus Nadhalatul Ulama (NU) di Surabaya, Jawa Timur.
Selain Wali Songo, lantunan solawat yang tengah digandrungi pecinta Ning Laila di tanah air lainnya adalah Alamate Anak Soleh.
BACA JUGA:Kemiskinan di Mukomuko Turun Menjadi 10,76 Persen
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Rumah dan Ruko di Terminal Desa Marga Sakti Terbakar
Lewat lagu religi itu, menaruh banyak pelajaran, sehingga memotivasi kalangan muda untuk menjadi pribadi-pribadi yang luhur. Soleh dan soleha, sesuai tuntunan agama.
Viralitas yang kini direngkuh Ning Laila, tak sedikit yang menaruh hati bahkan mengindam-idamkan sosok secantik perempuan, soleha dan cerdas ini.
Mengamati seloroh netizen, tak sedikit yang melontarkan kalimat-kalimat kekaguman kepada sosok inspiratif ini.
Nada bicara yang khas, layaknya mereka yang berdarah Jawa Timur yang cenderung tegas. Ning Laila, juga tidak ujug-ujug ngongol begitu saja. Tempahan lingkungan pesantren, menjadi warna dalam kehidupannya.
BACA JUGA:Renovasi RTLH Rampung, Ketang Tempati Rumah Barunya
BACA JUGA:Kepala Sekolah SD dan SMP Dilatih Isi Dapodik Tahun 2025
Intelektualnya pun kian ditempa dengan menjalani pendidikan perguruan tinggi. Sapaan ustazah, memang relatif terkesan begitu cepat disandang Laila.
Perempuan yang merampungkan pendidikan strata satunya di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu, tahun ini genap berusia 24 tahun.
Dengan usianya yang masih terbilang muda, tak jarang dirinya acap menolak saat jemaah memanggilnya dengan sebutan ustadzah.
Menurutnya, dirinya belum pantas menyandang gelar tersebut. Sebuah pengakuan yang mencerminkan sikap rendah diri.