PKPS Buka Posko Bantuan Banjir Mematikan Pesisir Selatan
Evakuasi korban tertimbun longsor dan banjir di Pesisir Sumatera Barat -Dok : BPBD Sumatera Barat-
Paparan Hendri tersebut disampaikan mewakili Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan Siagaan BPBD setempat, dalam pertemuan ke 10 Kegiatan Destana atau Desa Tanggap Bencana.
Sistem mitigasi kebencanaan partisipatif itu, melibatkan berbagai unsur mulai dari perangkat desa, karang taruna, BPBD, tokoh masyarakat, PKK, difabel berbasis desa.
BACA JUGA:Jelang Ramadhan, Pemdes Karang Suci Doa Bersama
BACA JUGA: Dana Pembiayaan Perumahan bagi Masyarakat Bertambah
Karenanya, lanjut paparan itu, kajian risiko bencana desa ini menggunakan metode pendekatan demokratik.
Yakni sebuah upaya yang melibatkan masyarakat dan pilar-pilar stakeholder dalam melihat dan menentukan besarnya risiko bencana di wilayah terdampak.
Meski begitu, lanjut dia, pendekatan demokratik ini relatif memiliki kekurangan.
Dimana, penilaian dan pengkajian risiko bencana, tidak diukur berdasarkan profesionalitas sains.
Tapi setidaknya hal tersebut dapat menggambarkan kondisi riil yang ada dan dirasakan oleh masyarakat.
BACA JUGA:Muhammadiyah Rilis Kalender Hijriyah Tunggal, Tinggalkan Wujudul Hilal
BACA JUGA:Usai Pemilu Pasien RSKJ Bengkulu, Bertambah
Maka pemahaman akan bahasa alam, ditambah dengan literasi akan saling melengkapi.
Pada metode umum, pengkajian risiko bencana, dilakukan pembuatan indek kerentanan, indek penduduk terpapar, indek kerugian dan kapasitas.
Sedangkan output dari pengkajian risiko bencana ini adalah tersusunnya peta risiko bencana dan dokumen kajian risiko bencana skala desa.
Pada ulasan tersebut, BPBD menjelaskan poin tersebut yang tengah dipelajari dan dikerjakan pada pertemuan ke 10 oleh kelompok Destana dalam upaya pembentukan Nagari Painan Selatan sebagai Desa Tangguh Bencana.