Kian Mengkhawatirkan, Pemda Perlu Perhatikan Regenerasi Petani
Mohd. Gustiadi, S.Sos--
BENGKULU RU - Pemerintah Daerah (Pemda) baik tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dinilai perlu memerhatikan regenerasi profesi petani. Ini disampaikan Ketua DPD HKTI Provinsi Bengkulu, Mohd. Gustiadi, S.Sos. Menurutnya, regenerasi profesi petani khususnya di Provinsi Bengkulu saat ini kian menghawatirkan.
"Sementara permasalahan yang menghambat regenerasi profesi petani sampai dengan saat ini belum bisa diketahui secara pasti. Terbukti generasi muda dipedesaan untuk terlibat dalam profesi petani sangat minim, bahkan saat ini anak muda perdesaan cenderung memilih meninggalkan kampung halaman untuk mencari peluang di kota," ungkapnya, Kamis (9/11).
Ia menerangkan, fakta ini salah satu penyebanya karena banyak yang berpandangan menjadi petani padi tidak menjanjikan kehidupan sejahtera. "Sehingga akhirnya mendorong eksodus generasi muda dari pertanian. Demi keberlanjutan sektor pertanian di daerah kita, tentu hal sedemikian harus menjadi perhatian pemda," kata pria yang akrab disapa Edi Tiger ini.
Disamping itu, lanjut Edi Tiger, penyebab lainnya karena keberadaan lahan yang terbatas, harga komoditi pertanian yang belum berpihak pada petani, serta tingginya harga sarana dan prasaran yang dibutuhkan untuk pertanian. "Kita contohkan saja harga pupuk dan kebutuhan lainnya, yang cenderung memberatkan petani," ujarnya.
BACA JUGA:Sabet 2 Sertifikat, Soemarno: Kado HUT ke-55 Provinsi Bengkulu
Lebih jauh disampaikannya, dengan kondisi ini sangat penting untuk mengubah orientasi petani, terutama hasil produksi komoditas pertanian. Karena petani kesulitan mendapatkan nilai tambah ekonomis secara maksimal ketika hasil pertanian dijual. Selain itu, juga perlu peran aktif pemda untuk mendorong pelestarian dengan mengoptimalkan lembaga petani.
"Seperti keberadaan Kelompok Tani (Poktan) yang sejauh ini sebagai penggerak utama dalam transformasi petani. Yang jelas regenerasi petani ini menjadi sangat penting dan harus segera menjadi fokus utama. Terutama untuk mendorong generasi muda baik dari desa maupun kota agar kembali ke profesi petani," demikian Edi Tiger. (tux)