Kopiah Resam, Kerajinan Ramah Lingkungan Khas Bangka
Kopiah resam, peci khas Bangka yang dibuat dari akar. -Indonesia.go.id-
BACA JUGA: Mau jadi Sultan! Ini 4 Cara Menabung Emas Fisik yang Dapat Anda Lakukan
BACA JUGA:Industri Pengolahan Penopang Ekonomi Nasional
Tanaman resam sendiri tak sulit untuk mencarinya karena banyak ditemui di hutan-hutan sekunder Bangka Barat, perkebunan sawit, atau di sekitar kebun warga.
Namun, tak semua resam dapat dianyam sebagai kopiah. Hanya batang resam tua yang memenuhi syarat karena lebih kuat dan lentur dianyam untuk menghasilkan sebuah kopiah berkualitas.
Caranya, kulit luar batang resam dikupas untuk diambil seratnya dan yang terbaik untuk dianyam ada di lapisan ketiga kulitnya dengan warna cokelat.
Selanjutnya, serat-serat resam direndam ke dalam air selama tiga hari supaya lebih lentur.
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
BACA JUGA: 7 Caleg Incumbent Pertahankan Kursi, 4 Wajah Baru Muncul di Dapil 4 Bengkulu Utara
Angkat dan tiriskan untuk selanjutnya dijemur hingga kering. Setelah benar-benar kering, serat resam diserut memakai alat sederhana berupa tutup kaleng yang dilubangi kecil-kecil.
Nantinya, serat hasil serutan tersebut akan membentuk semacam benang kaku dan siap untuk dianyam mengikuti pola kopiah yang berbentuk lonjong.
Umumnya pola atau cetakan songkok terbuat dari kayu.
Supaya warna serat lebih terlihat, umumnya perajin akan merendamnya di dalam air rebusan kulit kayu semak (Syzygium muelleri) hingga berwarna cokelat keemasan dan segera diangkat untuk dikeringkan.
BACA JUGA: DBD Menyerang Warga Bukit Tinggi, 2 Pasien Dinyatakan Positif
BACA JUGA: Siapkan Fasilitas, SMAN 16 Bengkulu Utara Kejar Target Isi 2 Kelas
Proses penganyaman hingga selesai dan menciptakan sebuah songkok bisa berlangsung antara seminggu sampai tiga bulan.