Teknologi dan Perizinan Cepat: Strategi ESDM Pacu Lifting Minyak Lampaui Target APBN

Aktivitas pengeboran migas di lepas pantai di Kalimantan Timur. -SKK Migas-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan keyakinannya bahwa target lifting minyak nasional dalam APBN 2025 sebesar 605 ribu barel per hari (bph) akan terlampaui.

“Insyaallah di 2025 ini, lifting kita bisa melampaui dari target APBN itu,” ujar Bahlil melalui keterangan resmi, Senin (8/12/2025).

Menurut Bahlil, untuk pertama kalinya sejak 2008, lifting minyak Indonesia berhasil mencapai target yang termaktub di dalam APBN. Pada 2024, lifting minyak Indonesia berada di angka 580 ribu barel per hari.

Bahlil menyatakan, terjadi peningkatan produksi minyak bumi pada periode Januari–Oktober 2025 sebesar 28,48 ribu barel per hari dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

BACA JUGA:SKK Migas Atur Ulang Ekspor LNG

BACA JUGA:BPH Migas Ajak Mahasiswa Berperan Aktif Cegah Penyalahgunaan BBM Subsidi

Pada Januari–Oktober 2024, produksi minyak bumi berada di angka 577,02 ribu barel per hari. Sedangkan, pada Januari–Oktober 2025, produksi minyak bumi, termasuk NGL (Natural Gas Liquids) berada di angka 605,5 ribu barel per hari, melampaui target APBN yang ditetapkan sebesar 605 ribu barel per hari.

Selanjutnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor migas tercatat sejumlah Rp85,89 triliun.

“Pertanyaannya, apa memang benar minyak kita sudah nggak ada? Minyak kita ini ada, cuma dibutuhkan teknologi,” kata Bahlil.

Ia mengatakan, keberhasilan meningkatkan lifting minyak disebabkan oleh adanya teknologi dan teknik produksi, seperti fracking, EOR (enhanced oil recovery), serta horizontal drilling untuk meningkatkan produksi di lapangan minyak yang sudah ada.

BACA JUGA:Revisi UU Migas Dukung Investasi Migas dalam Era Transisi Energi

BACA JUGA:Pertamina Eksplorasi Peluang Kerja Sama Hulu Migas di Amerika Latin dan Karibia

Selain itu, pemerintah juga menawarkan reformasi fiskal, percepatan perizinan, serta peningkatan investasi eksplorasi di wilayah frontier untuk menarik minat investor hulu migas.

“Jadi, itu caranya. Teknologi, percepatan regulasi, insentif pemanis, izin-izinnya kami percepat,” kata Bahlil.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan