Perambahan Kawasan BAS, Ditjen PHL Kemenhut RI Dituding Lindungi PT. API dan BAT
Aktivitas perambahan kawasan BAS yang menjadi habitat Gajah Sumatera-Radar Utara / Doni Aftarizal-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Direktorat Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (Kemenhut RI), dituding melindungi kelalaian PT. Anugerah Pratama Inspirasi (API) dan PT. Bentara Arga Timber (BAT).
Tudingan tersebut lantaran kedua perusahaan yang mengantongi Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), diduga dengan sengaja membiarkan kerusakan masif hutan habitat terakhir gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) di Bentang Alam Seblat (BAS).
Direktur Genesis Bengkulu, Egi Saputra mengatakan, kerusakan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Gajah Seblat, diduga kuat akibat pembalakan hutan secara masif dan besar-besaran.
"Terutama yang terjadi dalam konsesi kedua perusahaan tersebut. Hanya saja sampai dengan saat ini, kerusakan itu terkesan tanpa ada respon atau bahkan sanksi dari Ditjen PHL selaku pemberi izin PBPH," ungkap Egi yang juga menjadi Anggota Forum KEE Koridor Gajah Seblat, Kamis 13 November 2025.
BACA JUGA:Gakkumhut Pastikan Dalami Pola Perambahan di BAS
BACA JUGA:Operasi Merah Putih Lanskap Seblat, Tim Gabungan Bidik Aktor Intelektual Perambah Habitat Gajah
Menurut Egi, berdasarkan analisis Citra Sentinel, dalam kurun 2024 hingga Oktober 2025, ditemukan lebih dari 775 titik deforestasi dengan luas total mencapai 3.410 Hektar (Ha) di dalam dua konsesi tersebut.
"Dari jumlah itu, di dalam konsesi PT. BAT sebanyak 262 titik seluas 1.239 Ha. Sedangkan dalam konsesi PT. API tercatat sebanyak 243 titik seluas 1.209 Ha. Berdasarkan analisis tersebut, kerusakan habitat Gajah Sumatera cenderung meningkat signifikan sejak 2024 hingga 2025," kata Egi.
Fakta ini, lanjut Egi, juga menandakan jika tidak ada pengamanan wilayah kerja. Bahkan Ditjen PHL Kemenhut RI terkesan hanya membiarkan kerusakan kawasan BAS semakin parah.
"Temuan terbaru kami pada citra satelit, juga memperlihatkan pembukaan jalur baru dan aktivitas penebangan di blok hutan primer yang sebelumnya berstatus kawasan bernilai konservasi tinggi di wilayah konsesi PT. API," beber Egi.
BACA JUGA:Dugaan Perambahan di Perbukitan Kemumu Terpantau dari Kejauhan
BACA JUGA:Polusi Udara dan Perambahan Hutan Jadi Sorotan di Pinang Raya
Egi menambahkan, Dari citra satelit terbaru memperlihatkan fragmentasi yang nyata, terutama di jalur lintasan Gajah Seblat. Akibatnya blok pakan alami gajah telah hilang, dan aktivitas ini juga mengganggu tata air hulu DAS Seblat.
"Ini juga berdampak pada meningkatnya konflik manusia dengan Gajah. Kalau ini dibiarkan, dalam lima tahun ke depan Gajah Sumatera di kawasan BAS dapat benar-benar kehilangan habitat alami sepenuhnya," tambah Egi.