Transformasi Pertanian Indonesia: Dari Sawah Nusantara untuk Dunia

Petani tengah menyebar pupuk untuk menambah kesuburan sawah mereka. -(Foto: Dok. Kementan)-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia dulu dikenal sebagai negara agraris, namun saat ini Indononesia melangkah lebih jauh, yakni menjadi pusat inovasi pertanian dunia. Bukan tanpa alasan, setelah satu dekade transformasi besar di sektor pertanian, Indonesia kini diakui sebagai salah satu pemain kunci dalam membentuk masa depan pertanian dunia yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.

Transformasi ini berawal dari kesadaran mendalam akan tantangan global yang dihadapi umat manusia—perubahan iklim, krisis pangan, dan degradasi lahan. Sementara banyak negara masih berjuang menjaga produksi pangan, Indonesia menjawab tantangan itu dengan strategi jangka panjang: memperkuat riset, modernisasi, dan kolaborasi lintas sektor.

Di era baru ini, pertanian Indonesia tidak lagi sekadar soal produksi bahan pangan, melainkan bagian dari ekosistem inovasi global. Program Food Estate, digitalisasi lahan pertanian, serta pengembangan varietas unggul tahan iklim ekstrem menjadi fondasi bagi ketahanan pangan nasional yang kini menjadi model bagi negara lain. “Indonesia telah membuktikan bahwa kedaulatan pangan bisa dicapai dengan memadukan kearifan lokal, teknologi modern, dan keberpihakan kepada petani.

Transformasi besar sektor pertanian Indonesia tak lepas dari revolusi teknologi. Digitalisasi melalui smart farming dan precision agriculture kini menjadi praktik umum di berbagai daerah. Sensor tanah, drone pemantau tanaman, hingga sistem irigasi otomatis berbasis AI digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Lembaga riset nasional dan universitas pun berlomba mengembangkan inovasi. Misalnya, varietas padi toleran kekeringan dan salinitas hasil riset anak bangsa kini telah ditanam di berbagai negara Asia dan Afrika melalui kerja sama pertanian selatan-selatan.

BACA JUGA:Hilirisasi Pertanian Bisa Serap 1,6 Juta Tenaga Kerja dan Tingkatkan NTP

BACA JUGA:Modernisasi Pertanian Era Prabowo Wujudkan Swasembada Pangan

Sementara itu, startup pertanian tumbuh pesat, menghubungkan petani langsung dengan pasar melalui platform digital. Hasilnya, rantai pasok menjadi lebih efisien, nilai tambah meningkat, dan kesejahteraan petani ikut terdongkrak.

Beberapa waktu lalu, Indonesia masuk dalam daftar penerima rekognisi Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) atas kontribusi Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dalam pembangunan sektor pangan dan pertanian dunia.

Penghargaan diserahkan pada acara Global Technical Recognition Ceremony di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, Rabu (15/10/2025), dalam rangka peringatan 80 tahun FAO. Indonesia menjadi salah satu dari 18 penerima rekognisi KSST pada dua kategori Country-Level Recognition dan Institutional-Level Recognition.

Dari 18 penerima, hanya lima perwakilan negara (Arab Saudi, Brasil, Tiongkok, Uganda, dan Maroko) yang dipanggil kepodium untuk menerima penghargaan langsung. Indonesia bersama penerima lainnya disampaikan melalui penayangan di layar utama dan penyampaian sertifikat digital oleh FAO.

Pada kategori Country-Level, FAO mengapresiasi peran Indonesia dalam mendorong transformasi pertanian dan ketahanan pangan global melalui program KSST yang selaras dengan FAO Strategic Framework 2022–2031 dan visi “Four Betters” (better production, better nutrition, better environment, better life).

BACA JUGA:Kementan Komitmen Tingkatkan Daya Saing Pertanian Indonesia

BACA JUGA:Modernisasi Pertanian Era Prabowo Wujudkan Swasembada Pangan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan