Dermaga Pulau Baai Bengkulu Masih Dangkal, Kemenhub Turun Tangan?

Aktivitas pengerukan alur Pulau Baai-Radar Utara / Doni Aftarizal-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kasus pendangkalan alur dermaga di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, mestinya segera ditinjau secara serius Kementerian Perhubungan atau Kemenhub.

Aktivitas ekonomi seperti ekspor, impor, distribusi energi hingga pelayanan publik, kian terimbas.

Apalagi, pendangkalan alur dermaga Pulau Baai menjadi situasi kontradiktif di tengah pemerintah getol-getolnya mengejar investasi, namun manajemen penyelenggaraan kepelabuhan di Bengkulu ini menjadi ironi.

Menghambat investasi, menyebabkan kerugian ekonomi hingga muncul sorotan soal perlunya menyelisik penyelenggaraan anggaran operasional di sana. 

BACA JUGA:Alur Pulau Baai, Teuku: Tak Ada Lagi Masalah Bagi Pelindo Lakukan Pengerukan

BACA JUGA:Pendangkalan Alur Pulau Baai, Suharto: Jangan Lagi Saling Cari Kesalahan

Menteri Perhubungan atau Menhub Dudy Purwagandhi, yang memiliki tupoksi meliputi urusan pemerintah di bidang transportasi, pengawasan keselamatan transportasi, layak turun tangan.

Publik di daerah, kini menyoroti keberadaan 2 institusi yakni Pelindo Regional 2 Bengkulu dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai Bengkulu yang dinilai mesti bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi. 

Krisis energi kini terjadi di salah satu pulau terluar Indonesia di Bengkulu yakni Pulau Enggano.

Zona administratif kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Bengkulu Utara itu, dikabarkan akan mengalami pemadaman listrik selama 12 jam setiap harinya mulai Kamis, 24 April 2025. 

BACA JUGA:Alur Pelabuhan Pulau Baai Bermasalah, Ribuan Masyarakat Enggano Terdampak : Bupati Berharap Ada Titik Terang

BACA JUGA:Alur Pelabuhan Pulau Baai Bermasalah, Ribuan Masyarakat Enggano Terdampak : Bupati Berharap Ada Titik Terang

Camat Enggano, Susanto, S.Pd, menjawab konfirmasi Radar Utara Baca Koran soal kabar rencana pemadaman listrik 12 jam di wilayahnya. 

Kata Camat Susanto, kondisi ini dilakukan PLN Enggano, karena keterbatasan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang kian saja menipis, sehingga perlu dilakukan improvisasi layanan ketenagalistrikan pada kawasan yang berada di tengah laut lepas Samudra Hindia. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan