Jejak Sejarah di Benteng Vredeburg Yogyakarta

Benteng Vredeburg. -Pesona Indonesia-
Saat awal dibangun, Benteng Vredeburg jauh dari kesan kokoh.
Temboknya dari tanah dengan tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan kayu aren. Untuk atap digunakan rumput ilalang yang disusun rapi.
Benteng tersebut dikelilingi parit yang berfungsi untuk mengantisipasi serangan.
Setiap empat sudut dari posisi benteng terdapat menara-menara pengawas yang dinamakan bastion (benteng pertahanan).
BACA JUGA:Kampung Adat Boti: Menjaga Tradisi, Menyimpan Mitos dan Energi Mistis
BACA JUGA:Belasan Unit Sepeda Motor Masyarakat Dititipkan di Polsek Selama Libur Lebaran
Uniknya, setiap menara mempunyai nama masing-masing yakni; Jaya Purusa, Jaya Prayitna, Jaya Wisesa, dan Jaya Prakosaningprang.
Keempat nama tersebut berasal dari Sang Sultan sendiri.
Bergantinya gubernur Belanda, berganti pula kebijakannya. Belanda minta benteng yang lama direnovasi dalam bentuk permanen.
Maka ditunjuklah seorang ahli bangunan dari Belanda bernama Ir. Frans Haak.
Pembangunan benteng berlangsung dari tahun 1767 hingga akhirnya selesai pada tahun 1787.
BACA JUGA:Menyelami Sejarah dan Misteri yang Terpendam di Kota Tua Manado
BACA JUGA:Petualangan Mistis di Gunung Soputan
Hampir 100 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1867 terjadi gempa bumi besar yang melanda Jogja dan Jawa Tengah.
Belanda pun melakukan pemugaran terhadap bangunan Benteng Rustenburg yang rusak terdampak oleh gempa.