Banner Dempo - kenedi

Pemkab Ikutkan Nelayan Pelatihan Modifikasi Trawl

Ilustrasi : Nelayan -Radar Utara-Nelayan

MUKOMUKO RU - Pemerintah Kabupaten Mukomuko malalui Dinas Perikanan bakal memberangkatkan sebanyak lima nelayan. Mengikuti pelatihan tentang tata cara memodifikasi pukat harimau atau trawl m njadi alat tangkap ramah lingkungan. 

 

Untuk pelatihan memodifikasi pukat harimau, rencananya akan dilaksanakan di Bengkulu tahun 2024 mendatang.

 

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Edy Aprianto, SP, M.Si ketika dikonfirmasi Selasa (26/12) menjelaskan. Hingga sekarang, setidaknya masih ada nelayan di dua wilayah yang masih menggunakan pukat harimau. 

 

Diantaranya nelayan di Kecamatan Teramang Jaya dan Desa Pasar Sebelah Kecamatan Kota Mukomuko.

 

"Perwakilan dari nelayan ini nanti yang kita kirim untuk mengikuti pelatihan tentang cara memodifikasi pukat harimau menjadi alat tangkap ramah lingkungan," katanya.

 

Eddy juga menyatakan, hingga sekarang ini baru perwakilan nelayan di wilayah Kota Bengkulu yang mengikuti pelatihan cara memodifikasi pukat trawl atau harimau menjadi alat tangkap ramah lingkungan. Setelah ini diharapkan nelayan dari daerah ini dapat mengikuti pelatihan yang sama di Bengkulu. 

 

Sedangkan untuk jadwal pelatihan bagi nelayan, pihaknya masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu.

 

"Untuk jadwal pasti pelatihan, kami masih menunggu. Kalau keinginan kami di awal bulan Januari 2024," harapnya.

BACA JUGA: Kasus Melonjak Hingga Ratusan, Mukomuko Darurat DBD

Sementara itu, terkait dengan imbauan dari pemerintah provinsi agar nelayan tidak menggunakan pukat trawl mulai tahun 2024. Imbauan tersebut kemungkinan permintaan secara lisan belum bisa diterapkan langsung di daerah ini.

 

"Kalau bisa penerapan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan diterapkan bertahap setelah nelayan  melakukan modifikasi pukat trawl menjadi alat tangkap ramah lingkungan," harapnya.

 

Eddy menjelaskan, modifikasi pukat trawl seperti ada rantai kejut diganti dengan timah dan ada kantong alat tangkap betuk ketupat diganti bentuk kotak. Termasuk ukuran alat tangkap diganti dari satu inci menjadi dua inci, agar alat tangkap dengan ukuran tersebut masih dapat menyelamatkan ikan kecil. 

 

Selain itu, alat tangkap dengan ukuran satu inci berbentuk ketupat pada saat penuh ikan. Tidak ada ikan kecil yang bisa keluar.

 

"Kalau alat tangkap sistem kotak kalau ukuran alat tangkap dua inci dia tetap dua inci dan kalau dia satu inci dia tetap satu inci. Sehingga ada ruang ikan kecil keluar dari jaring," jelasnya. (rel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan