Kenali Ciri-ciri Ortu Keras Kepada Anak Yang Perlu Diketahui

Reporter: Debi Susanto |

Editor: Ependi |

Rabu , 25 Dec 2024 - 11:28

Ilustrasi-pexel.com-

Bunda dapat mengubah kalimat perintah menjadi kalimat tanya yang lebih ramah, misalnya, “Apakah kamu ingin membereskan kamarmu terlebih dahulu atau menaruh pakaian kotor di ember? ”

3. Kurangnya Toleransi

Orang tua yang terlalu tegas terhadap anak sering kali tidak mempertimbangkan penyebab atau alasan di balik perilaku anak yang tidak sesuai harapan.

Misalnya, ketika seorang ibu ingin anaknya menjaga kebersihan bajunya, namun tiba-tiba mendapati baju yang dikenakan anak tersebut kotor.

Sebelum meluapkan kemarahan, alangkah baiknya jika Ibu terlebih dahulu menanyakan apa yang terjadi dan memberi kesempatan pada Si Kecil untuk menjelaskan. Mungkin saja bajunya kotor karena ia terjatuh.

4. Sering memberi nasihat dan menghukum anak bisa diterima, asalkan dilakukan dalam batas yang wajar.

Namun, jika terlalu sering dilakukan, anak bisa merasa takut untuk mencoba hal-hal baru. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat kemandirian dan mengurangi kreativitas mereka.

Pola asuh yang terlalu keras atau otoriter, seperti contoh-contoh yang telah disebutkan, dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, penting bagi Bunda dan Ayah untuk lebih berhati-hati dalam mendidik Si Kecil.

Alih-alih tetap berpegang pada pola asuh otoriter yang dapat memicu stres pada anak, sebaiknya pertimbangkan untuk beralih ke pola asuh yang lebih bersifat otoritatif atau demokratis.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua dengan pendekatan otoriter cenderung lebih rentan terhadap depresi dan rendah diri.

Sebaliknya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan pola asuh otoritatif umumnya lebih mampu mengendalikan diri dan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi.

kenali ciri-ciri ortu keras kepada anak yang perlu diketahui                            radarutara.bacakoran.co - mendisiplinkan anak adalah hal yang sangat penting, namun perlu diingat bahwa penerapan disiplin harus dilakukan dengan aturan dan batasan yang tepat, ya, bunda.
jika orang tua bersikap terlalu keras, hal ini dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan kepribadian anak di masa depan.
ketika orang tua menerapkan disiplin dengan ketat, berbagai konsekuensi dapat muncul dalam diri anak. mereka mungkin berkembang menjadi individu yang mudah cemas, kurang percaya diri, menunjukkan perilaku agresif, atau bahkan merasa terlalu malu ketika berinteraksi dengan orang lain. selain itu, anak juga dapat mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan mengelola emosi mereka.
selain itu, jika bunda menerapkan disiplin yang terlalu ketat, ada risiko bahwa anak akan merasa tertekan dan terpaksa berbohong untuk menghindari hukuman.
baca juga:para wanita wajib tahu ciri-ciri dari haid menjelang masa menopause
baca juga:5 ciri-ciri wanita berkelas, apakah salah satunya ada pada dirimu?
gaya pengasuhan orang tua dalam mendidik anak sangat beragam. berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa orang tua mungkin terlalu keras dalam mendidik anak, yang perlu bunda ketahui:
1. memberikan pujaan yang seimbang
sangat penting untuk memuji anak, namun jika bunda hanya memberikan pujian ketika si kecil berhasil meraih pencapaian terbaik, ia mungkin akan merasa bahwa kasih sayang bunda hanya hadir saat ia sukses.
oleh karena itu, mulai sekarang, cobalah untuk memuji si kecil meskipun ia mengalami kegagalan atau tidak mencapai hasil yang diharapkan, selama dia telah berusaha dengan sungguh-sungguh.
2. menghindari perintah yang kaku
orang tua yang bersikap terlalu keras sering kali memberikan perintah yang harus langsung diikuti oleh anak. jika bunda menyadari bahwa perilaku ini ada pada diri bunda, coba berikan si kecil sedikit kebebasan, tentunya dengan tetap mengingat tanggung jawab.
baca juga:jangan di abaikan ! kenali beberapa ciri-ciri rambut rontok karena kanker
baca juga:para wanita jangan abaikan ! kenali tanda atau ciri-ciri awal terkena kanker serviks
bunda dapat mengubah kalimat perintah menjadi kalimat tanya yang lebih ramah, misalnya, “apakah kamu ingin membereskan kamarmu terlebih dahulu atau menaruh pakaian kotor di ember? ”
3. kurangnya toleransi
orang tua yang terlalu tegas terhadap anak sering kali tidak mempertimbangkan penyebab atau alasan di balik perilaku anak yang tidak sesuai harapan.
misalnya, ketika seorang ibu ingin anaknya menjaga kebersihan bajunya, namun tiba-tiba mendapati baju yang dikenakan anak tersebut kotor.
sebelum meluapkan kemarahan, alangkah baiknya jika ibu terlebih dahulu menanyakan apa yang terjadi dan memberi kesempatan pada si kecil untuk menjelaskan. mungkin saja bajunya kotor karena ia terjatuh.
baca juga:perlu diketahui, ini dia deretan ciri-ciri anak terkena stunting yang perlu diwaspadai
baca juga:kenali ciri-ciri dari kampas rem mobil mulai habis dan harus segera diganti
4. sering memberi nasihat dan menghukum anak bisa diterima, asalkan dilakukan dalam batas yang wajar.
namun, jika terlalu sering dilakukan, anak bisa merasa takut untuk mencoba hal-hal baru. dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat kemandirian dan mengurangi kreativitas mereka.
pola asuh yang terlalu keras atau otoriter, seperti contoh-contoh yang telah disebutkan, dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan kepribadian anak. oleh karena itu, penting bagi bunda dan ayah untuk lebih berhati-hati dalam mendidik si kecil.
alih-alih tetap berpegang pada pola asuh otoriter yang dapat memicu stres pada anak, sebaiknya pertimbangkan untuk beralih ke pola asuh yang lebih bersifat otoritatif atau demokratis.
baca juga:yuk cari tahu penyebab serta ciri-ciri rack steer pada mobil mengalami kerusakan
baca juga:sering ketipu saat beli madu ? kenali ini 6 ciri-ciri madu asli, biar anda tidak salah beli lagi
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua dengan pendekatan otoriter cenderung lebih rentan terhadap depresi dan rendah diri.
sebaliknya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan pola asuh otoritatif umumnya lebih mampu mengendalikan diri dan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi.
berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pola asuh otoritatif yang perlu bunda ketahui:
mengajak anak untuk mengungkapkan pendapat dan berdiskusi mengenai pilihan-pilihannya.
menyesuaikan harapan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi anak. menerima serta mendengarkan argumen anak, meskipun tidak selalu sejalan.
baca juga:kenali ciri-ciri kucing kesayangan anda 
baca juga:ketahui berbagai ciri-ciri serta cara mengatasi kulit sensitif
memberikan konsekuensi yang disertai penjelasan yang jelas. meyakini bahwa, meski anak perlu mengikuti arahan, mereka juga harus dihormati dan diakui kebutuhan-kebutuhan mereka.
menyadari bahwa meski orang tua memiliki kekuasaan dan keinginan atas anak, mereka juga perlu bersikap bijaksana.
dari penjelasan di atas, bunda kini memahami bahwa sikap orang tua yang terlalu keras terhadap anak bukanlah pendekatan yang baik dalam mendidik.
hal ini disebabkan karena mendidik anak dengan disiplin membutuhkan kesabaran. jika bunda merasa perlu, jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog agar dapat memperoleh saran yang sesuai dengan karakter anak.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR UTARA, 26 DESEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan