Perlu Diketahui, Ini Dia Deretan Ciri-ciri Anak Terkena Stunting Yang Perlu Diwaspadai
Editor: Ependi
|
Sabtu , 30 Nov 2024 - 09:02
Ilustrasi : Stunting-Radar Utara-Stunting
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, mulai dari masa kehamilan hingga setelah kelahiran anak.
Selain itu ada juga faktor lainnya yang dapat mengakibatkan stunting,yakni yang diakibatkan oleh Infeksi yang berulang-ulang, seperti tuberkulosis dan cacingan.
Keadaan ini memerlukan perhatian khusus karena bisa menghambat perkembangan anak, bahkan hingga mereka dewasa. Sayangnya, berdasarkan penelitian, sekitar 22% anak-anak di Indonesia masih mengalami stunting.
Untuk mengurangi jumlah anak yang mengalami stunting, penting bagi para orang tua untuk memahami ciri-ciri stunting pada anak.
Dengan demikian, kondisi ini dapat teridentifikasi lebih awal dan diperlakukan oleh dokter secepat mungkin agar pertumbuhan anak dapat dikejar.
Penting untuk mengenali tanda-tanda anak yang mengalami stunting karena hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka serta berpengaruh pada masa depannya.
Dengan memahami tanda-tanda anak stunting, kita bisa lebih cepat mengidentifikasi dan merawatnya, agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan baik.
Salah satu tanda khas anak yang mengalami stunting adalah tinggi badannya yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak sebaya. Berikut ini adalah penjelasan serta tanda-tanda lain yang dapat mengindikasikan bahwa seorang anak mengalami stunting:
BACA JUGA:2 Anak di Bengkulu Terindikasi Stunting
1. Cepat merasa kelelahan.
Umumnya anak yang menghidap penyakit stunting itu sering mengalami kelelahan. Ini disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan kalori yang akan menyebabkan tubuh mereka kehabisan energi.
Tidak mengherankan jika anak-anak yang mengalami stunting akan terlihat sering merasa ngantuk, lemas, dan kurang bersemangat untuk bermain atau beraktivitas.
2. Rentan terkena penyakit.
Kekurangan gizi dapat menyebabkan anak menjadi stunting dan juga mengurangi kekebalan tubuhnya, sehingga rentan terhadap penyakit.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh yang dapat membuat tubuh anak rentan terhadap serangan virus atau bakteri.
Tak hanya itu, saat sedang sakit, anak-anak yang mengalami stunting umumnya memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh.
3. Tubuhnya cenderung lebih kecil menjadinya.
Pemenuhan asupan nutrisi sangat diperlukan agar pertumbuhan berat badan dan tinggi badan anak sesuai dengan usianya.
Pada sisi lain, anak yang mengalami stunting memiliki asupan gizi yang kurang optimal sehingga pertumbuhannya terhambat.
Hal ini menjelaskan mengapa salah satu tanda utama dari anak yang mengalami stunting adalah tinggi badannya yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain yang sebaya.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak pendek mengalami stunting. Dikarenakan, pertumbuhan peninggian badan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Jadi, ketika kedua orang tua memiliki postur tubuh yang pendek, kemungkinan anaknya juga akan mengikuti jejak postur tubuh orang tuanya, meskipun pertumbuhan anak tersebut normal.
4. Tidak terjadi peningkatan berat badan.
Kekurangan nutrisi yang berkelanjutan dapat menyebabkan kesulitan dalam peningkatan berat badan anak atau bahkan penurunan berat badan.
Ini menyebabkan berat badan anak yang mengalami stunting cenderung berada di bawah berat badan rata-rata.
Untuk mengetahui apakah berat badan si kecil sesuai atau kurang, Bunda dapat memanfaatkan kalkulator Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan mudah.
Selain itu, Bunda juga dapat mengukur berat dan tinggi badan Si Kecil secara teratur di Posyandu, dokter anak, atau Puskesmas sambil membawa Kartu Menuju Sehat.
Jika pengukuran berat dan tinggi badan anak tidak mengalami peningkatan atau malah menurun hingga mencapai garis merah, kemungkinan hal tersebut merupakan salah satu tanda anak mengalami stunting.
5. Perkembangan otak terjadi dengan lambat.
Anak-anak yang mengalami stunting tidak hanya menghadapi masalah pertumbuhan, tetapi juga berisiko mengalami gangguan perkembangan otak.
Hal tersebut disebabkan oleh kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam waktu lama dapat menghambat perkembangan otak anak.
Oleh sebab itu, anak yang mengalami stunting akan menghadapi kesulitan dalam proses belajar, berpikir, dan berkonsentrasi.
Jika tidak diselesaikan, kondisi tersebut dapat menghambat pencapaian dan capaian akademis anak di sekolah menjadi kurang optimal.
BACA JUGA:2 Anak di Bengkulu Terindikasi Stunting
Beberapa tanda anak mengalami stunting yang perlu diperhatikan, ya. Apabila si Kecil menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya Bunda membawanya berkonsultasi ke dokter.
Dalam penanganan stunting pada anak, dokter biasanya akan memberikan suplemen nutrisi tambahan guna meningkatkan asupan gizi anak dan memberikan saran pola makan yang sesuai.
Tak kalah pentingnya, keterlibatan orang tua dalam memberikan asupan gizi yang cukup dan mengajarkan gaya hidup sehat kepada anak juga turut berperan dalam kesuksesan upaya penanggulangan stunting.
Agar terlindungi dari gejala stunting, Si Kecil harus menerima nutrisi yang cukup sejak masih di dalam kandungan dan setelah dilahirkan.
Bunda dapat mencapai hal tersebut dengan memastikan kecukupan gizi tubuh Bunda sebelum hamil, saat hamil, memberikan Asi eksklusif untuk Si Kecil, dan memberikan Si Kecil makanan pendamping ASI yang sesuai mulai dari usia 6 bulan.
Selain itu, jangan lupa untuk secara berkala membawa Si Kecil ke Puskesmas atau Posyandu guna memantau perkembangannya dengan baik serta memastikan bahwa ia menerima imunisasi sesuai jadwal yang dianjurkan.