Langkah Strategis Menuju Pengurangan Emisi Karbon

Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia kembali menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan energi dengan merancang mandatori bahan bakar biodiesel 40 persen (B40). -ANTARA FOTO-
Tantangan utama adalah memastikan produksi kelapa sawit domestik dapat memenuhi kebutuhan itu tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
Harapannya, industri kelapa sawit nasional saat ini fokus mengejar peningkatan produksi dengan tetap mengutamakan praktik yang ramah lingkungan.
BACA JUGA:Pertamina Perkuat Bisnis Rendah Karbon, Dukung Transisi Energi Menuju NZE 2060
BACA JUGA:Pertamina Dukung Target Swasembada Energi Presiden Prabowo dengan Inovasi Energi Rendah Karbon
Berkaitan dengan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintahan mendatang di bawah Presiden Prabowo Subianto berencana terus meningkatkan porsi biodiesel hingga mencapai B60.
“Pak Prabowo akan mendorong penggunaan biodiesel tidak hanya sampai B40, melainkan juga B50 bahkan B60. Kalau ini berjalan, Insya Allah kedaulatan energi kita bisa tercapai,” ujar Bahlil.
Selain mengurangi ketergantungan pada impor solar, langkah tersebut juga memperkuat kedaulatan energi nasional dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam domestik.
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) terus mempersiapkan infrastruktur untuk implementasi B40.
BACA JUGA:Bulan Depan, Dana Insentif Karbon Rp 11 Miliar Diluncurkan
BACA JUGA:Mencatat Tonggak Baru Perdagangan Karbon Indonesia
Selain itu, percepatan penyelesaian Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET) menjadi prioritas guna memberikan kerangka hukum yang kuat bagi pengembangan bioenergi. Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa program ini tidak hanya berhenti pada B40.
“Kami menargetkan pengembangan hingga B50 dan B60, sesuai dengan arah kebijakan energi terbarukan nasional,” tegasnya.
Hadapi Tantangan
Di tengah tren global untuk beralih ke energi terbarukan, kebijakan B40 juga menghadapi kritik, terutama terkait dampaknya terhadap lingkungan dan produksi pangan. Namun, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mengatasi tantangan ini dengan memastikan praktik keberlanjutan dalam industri kelapa sawit.
BACA JUGA: Gasifikasi Pembangkit Listrik Menuju Bebas Emisi Karbon