Target Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Bisa Melesat Hingga 10% dalam 3 Tahun Mendatang
Target Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Bisa Melesat Hingga 10% dalam 3 Tahun Mendatang-Bisnis/Abdurachman-
Transformasi Digital dan Ekonomi Hijau
Sektor digital diprediksi menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Digitalisasi yang dipercepat selama pandemi telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, seperti perdagangan elektronik, layanan keuangan, dan pendidikan.
Di samping itu, Indonesia juga mengincar pengembangan ekonomi digital dengan menargetkan peningkatan jumlah unicorn dan decacorn di dalam negeri.
BACA JUGA:Guna untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi lebih Kuat
BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Diklaim Membaik
Dengan semakin banyaknya perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi yang berkembang, Indonesia berpotensi menjadi salah satu kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia.
Di sisi lain, pemerintah juga memfokuskan perhatian pada pengembangan ekonomi hijau atau ekonomi berkelanjutan, seiring dengan semakin pentingnya isu perubahan iklim global.
Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, berencana untuk meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi.
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, tetapi juga untuk memenuhi komitmen internasional Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.
Meskipun prospek ekonomi Indonesia sangat menjanjikan, sejumlah tantangan global dapat memengaruhi pencapaian target pertumbuhan tersebut.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Hijau Sebagai Investasi Berkelanjutan yang Mendorong Inovasi Sektor Energi
BACA JUGA:Bank Indonesia Optimistis Penguatan Rupiah akan Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Ketegangan geopolitik yang melibatkan negara-negara besar, seperti ketegangan AS-Tiongkok, serta ketidakpastian ekonomi global, termasuk inflasi dan fluktuasi harga komoditas, bisa berdampak pada stabilitas perekonomian Indonesia.
Selain itu, meskipun sektor pariwisata menunjukkan tanda-tanda pemulihan, perjalanan internasional yang terhambat oleh krisis kesehatan global atau bencana alam tetap bisa mengganggu target pertumbuhan ekonomi.