Inflasi Melambung, Harga Bahan Pokok Tak Terbendung: Apa Solusinya?
Ilustrasi pedagang bahan pokok di pasar tradisional-Net-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia kini tengah menghadapi tantangan besar dalam perekonomian, yakni inflasi yang terus melambung dan harga bahan pokok yang sulit terkendali.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah barang kebutuhan dasar mengalami kenaikan harga yang signifikan, memengaruhi daya beli masyarakat, dan menambah beban hidup.
Kenaikan harga ini terasa sangat meresahkan, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada harga bahan pokok yang stabil.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada bulan Oktober 2024 tercatat sebesar 5,4% year on year (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Tantangan Baru: Menghadapi Lonjakan Harga Bahan Pokok di Tengah Krisis Ekonomi
BACA JUGA:Harga Bahan Pokok Terus Naik, Benarkah Indonesia Sedang Alami Inflasi?
Angka ini menunjukkan bahwa tekanan harga di pasar semakin membebani masyarakat, khususnya pada komoditas-komoditas yang menjadi kebutuhan sehari-hari, seperti beras, minyak goreng, telur, dan sayuran.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan inflasi terus merangkak naik. Salah satunya adalah lonjakan harga pangan yang disebabkan oleh gangguan pada pasokan bahan pokok.
Cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah penghasil pangan, seperti banjir dan kekeringan, menyebabkan terganggunya produksi dan distribusi barang.
Selain itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan biaya logistik juga berkontribusi pada naiknya harga barang-barang di pasar.
BACA JUGA:Harga Bahan Pokok Terutama Beras Makin Mahal di Indonesia, Apa yang Terjadi?
BACA JUGA:Sambut Ramadhan, Harga Kebutuhan Bahan Pokok Masih Bertahan & Mahal
Perang Rusia-Ukraina yang belum juga berakhir juga mempengaruhi harga global, khususnya bahan pangan dan energi.
Harga gandum dan minyak dunia yang terus naik turut meningkatkan biaya produksi di dalam negeri, yang pada akhirnya diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.