Harga Sawit di Bengkulu Utara Terus Stabil, Petani Takut Tiba-tiba Anjlok Lagi
Harga Sawit di Bengkulu Utara Terus Stabil, Petani Takut Tiba-tiba Anjlok Lagi-Radar Utara/Abdurrahman Wachid-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Harga Tandan Buah Seger (TBS) sawit di sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Bengkulu Utara terus relatif baik di sepanjang tahun 2024 ini.
Dari data yang diterima oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Bengkulu Utara, dari tujuh PKS di Kabupaten Bengkulu Utara rata-rata terus diangka Rp. 3000 per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bengkulu Utara, Desman Suboro, SH., melalui Kabid Bina Usaha, Safarudin, SP., menjelaskan bahwa per tanggal 12 November 2024 lalu, harga TBS di sejumlah PKS di Bengkulu Utara tertinggi seharga Rp. 3.110 per kilogram dan terendah di harga Rp. 2.970 per kilogram.
"Sampai pertengahan bulan November 2024 ini, tertinggi diangka Rp 3.110," ujar Safarudin.
BACA JUGA:Kabar Harga Sawit Turun, Petani Sawit di Mukomuko Lesu
BACA JUGA:Pemantik Gesekan, Mau Diapakan Sawit-Sawit di Sempadan?
Ia berharap kepada para pihak pabrik di wilayah kabupaten bengkulu utara tetap bisa menjaga stabilitas harga TBS sawit.
"Tentu kami harap harga terus menerus stabil, bahkan bisa terus meningkat," harapnya.
Selain itu, para petani juga diminta agar terus bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil panennya dengan memastikan hasil panen sawit masak sempurna atau dalam kategori kualitas satu. Jika hal itu bisa dilakukan pastinya akan bisa berdampak dengan meningkatnya penghasilan masyarakat.
"Dan juga, untuk para petani tolong jaga kualitas panennya," himbaunya.
BACA JUGA:Petani Bengkulu Utara Sumringah, Harga Karet dan Sawit Naik Segini
BACA JUGA:400 Hektar Lahan Sawit Milik Warga Diusulkan Program Cetak Sawah
Sementara itu, disisi lain salah satu petani sawit di Kecamatan Giri Mulya, Aditya mengungkapkan bahwa hasil panen para petani sawit masyarakat tak kunjung stabil sejak beberapa tahun terakhir.
Dahulu, dalam satu hektar kebun sawit masyarakat minimal mendapatkan buah sebanyak 1 ton. Namun sejak beberapa tahun terakhir, hasilnya menurun drastis menjadi 500 kilogram saja.