Yuk Cari Tahu ! Kenapa Kasus Bunuh Diri Itu Paling Sering Terjadi Pada Hari Senin ? Ini simak Ulasannya

Yuk Cari Tahu ! Kenapa Kasus Bunuh Diri Itu Paling Sering Terjadi Pada Hari Senin ? Ini simak Ulasannya-alodokter.com-

Risiko bunuh diri pada Hari Tahun Baru bisa sangat mengkhawatirkan, terutama bagi laki-laki yang cenderung mengonsumsi alkohol lebih banyak dan memiliki jaringan sosial yang lebih lemah dibandingkan perempuan," tambah O'Shea.

Tingkat risiko pada Hari Tahun Baru juga bervariasi di setiap negara, dengan Jepang mencatatkan risiko terendah, sementara Chili mengalami tingkat tertinggi.

BACA JUGA:Rahasianya Terbongkar! Ini Cara Mudah Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan!

BACA JUGA:Kenali Ini Sederet Gangguan Mental yang Dianggap Paling Berbahaya, Apa Aja?

Para peneliti juga menyelidiki dampak Hari Tahun Baru Imlek di Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan. Hasilnya menunjukkan penurunan risiko bunuh diri hanya terjadi di Korea Selatan pada waktu tersebut.

Di Amerika Tengah dan Selatan serta Afrika Selatan, angka bunuh diri cenderung meningkat pada hari tersebut, sementara di Amerika Utara dan Eropa, angkanya justru menurun.

Secara umum, angka bunuh diri sedikit menurun pada hari-hari libur nasional lainnya, meskipun terkadang kembali meningkat satu atau dua hari setelahnya.

Para penulis studi mengungkapkan bahwa ikatan keluarga dan hubungan sosial yang lebih kuat dapat berperan dalam menurunkan risiko bunuh diri pada hari-hari libur. 

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan mengingat tingkat bunuh diri berbeda-beda di berbagai negara.

BACA JUGA:Hati-hati Kebiasaan Memanjakan, Malah Bisa Berdampak Buruk Terhadap Mental Sang Anak

BACA JUGA:Hilangkan Kebiasaan Berkata Kasar ! Karena Dapat Mempengaruhi Mental Dan Hubungan Sosial

- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bunuh Diri;

Martin Ploderl, seorang psikolog klinis dan peneliti di bidang pencegahan bunuh diri di Paracelcus Medical University, Austria, menjelaskan bahwa beberapa faktor seperti konsumsi alkohol, isolasi sosial, dan tekanan pekerjaan dapat lebih atau kurang penting di negara tertentu. 

Hal ini tergantung pada budaya, keyakinan agama, perayaan hari libur, serta ekspektasi terhadap keseimbangan kerja dan kehidupan.

“Kita perlu memperhatikan faktor sosial-budaya yang berbeda di setiap wilayah,” jelas Ploderl.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan