Sang Pioner Rantai Pasok Hidrogen Hijau

Pekerja mengecek tabung yang berisikan hidrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta Utara. PT PLN (Persero) resmi menciptakan 21 unit hidrogen dengan kemampuan produksi hingga 199 ton hidrogen per tahun. ANTARA FOTO/ M Risy--

Selain panas bumi, panas surya, dan tenaga angin adalah hidrogen sebagai sumber energi baru terbarukan yang mendapat perhatian luas untuk dikembangkan di sejumlah negara sejak 1970-an. Empat potensi alam tersebut digadang-gadang sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT), sebagai pengimbang sumber energi nuklir dan terutama sebagai pengganti energi berbasis fosil alias  bahan bakar minyak (BBM), yang ditengarai tidak ramah lingkungan alias menjadi pemicu perubahan iklim.

 

Indonesia pun tidak ketinggalan untuk mencoba memanfaatkan energi baru terbarukan tersebut. Di tanah air, adalah PT PLN (Persero) sebagai salah satu pemrakarsa pemakaian energi berbasis hidrogen.

 

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, belum lama berselang, persisnya pada Senin (20/11/2023), telah meresmikan 21 unit green hydrogen plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Peresmian oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu dipusatkan di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta.

 

Sebelumnya pada Oktober 2023,  PLN juga telah meresmikan GHP pertama di Indonesia yang berlokasi di PLTGU Muara Karang, Jakarta. Dengan tambahan 21 unit GHP baru tersebut, PLN mencatatkan diri  sebagai perusahaan yang memiliki GHP terbanyak di Asia Tenggara. Selain itu, PLN juga mampu memproduksi 199 ton green hydrogen per tahun, dari yang sebelumnya hanya 51 ton hidrogen per tahun.  

BACA JUGA:Blok LNG Tangguh dan Reindustrialisasi Papua

Adapun ke-21 GHP milik PLN itu, masing-masing ada di PLTU Pangkalan Susu, PLTGU Muara Karang, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuhan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Muara Tawar, PLTU Indramayu, PLTGU Tambak Lorok, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Rembang, PLTU Tanjung Awar-awar, PLTGU Gresik, PLTG Pemaron, PLTU Paiton, PLTU Grati, PLTU Pacitan, dan PLTU Adipala.

 

Merujuk data yang diungkap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM  Yudo Dwinanda Priadi, PLN juga tercatat sebagai pionir terbentuknya rantai pasok kebutuhan hidrogen hijau di masa depan. Selain sebagai bahan bakar alternatif, hidrogen hijau juga ramah lingkungan, sehingga bisa mendukung target pemerintah untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada 2060.

 

Hidrogen merupakan bahan bakar masa depan yang sedang banyak dikembangkan di kancah global. Indonesia sendiri, diklaim oleh pemerintah, memiliki potensi hidrogen yang besar, bahkan bisa menjadi pemasok kebutuhan hidrogen hijau di dunia.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan