Titel Kedua Indonesia di Piala Suhandinata

Tim Bulutangkis Indonesia berfoto bersama di Piala Suhandinata 2024 usai berhasil menjadi kampiun. Pada kejuaraan bulutangkis tingkat junior internasional ini, Indonesia sukses menjuaraibSuhandinata Cup 2024 usai mengalahkan tuan rumah yang sekaligus ungg-PBSI-

Pencapaian itu tentu tak adil jika disandingkan dengan torehan Indonesia pada Piala Thomas karena telah 14 kali menjadi juara termasuk pada 2020. Setidaknya masih lebih baik dari pergulatan di Piala Sudirman, tatkala skuad Merah Putih baru sekali memboyongnya yakni sewaktu digelar perdana di Jakarta pada 1989.

Kedua Kali

Titel kedua kali yang direbut oleh skuad Garuda Muda pada Piala Suhandinata dan membuat Indonesia Raya berkumandang terjadi pada gelaran di 2024, tepatnya ketika Tiongkok ditunjuk sebagai tuan rumah.

BACA JUGA:Apresiasi Torehan Piala Adipura Tahun 2024, Dewan Desak Pemerintah Untuk Terus Perhatikan Dampak Lingkungan

BACA JUGA:Maha Benar Netizen dengan Segala Sorotannya, Mulai dari Sorotan Bea Cukai hingga Indonesia Gagal Boyong Piala

Bertempat di Nanchang International Sports Center Gymnasium, Kota Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi, Sabtu (5/10/2024), Mutiara Ayu Puspitasari memimpin rekan-rekannya untuk mengalahkan tuan rumah pada partai final dengan skor 110-103.

Itu sekaligus revans atas kekalahan yang dialami Indonesia saat final Piala Suhandinata di Spokane, Amerika Serikat pada 2023. Saat itu, Indonesia dipermalukan Tiongkok dengan skor 1-3.

Ada yang menarik pada perhelatan Piala Suhandinata 2024. Sebab, pihak BWF menerapkan format pengitungan skor berbeda dibandingkan sebelumnya. Pada kejuaraan selama 12 hari yang diikuti 50 negara dengan total 400 atlet tersebut, digunakan format relay point dengan total penghitungan mencapai 110 poin. Di mana setiap tim yang berhasil mencapai skor 110 terlebih dulu, maka dia pemenangnya.

Ada beberapa perbedaan aturan terkait format baru BWF tersebut, di antaranya satu pertandingan terdiri atas 10 partai yakni dua kali tunggal putra dan dua kali tunggal putri, kemudian dua kali laga ganda putra dan dua kali ganda putri, serta dua kali partai ganda campuran. Seorang atlet diperbolehkan turun maksimal dalm empat partai.

BACA JUGA:Bersama Masyarakat, Bupati dan Wabup Arak Piala Adipura Berkeliling Kota

BACA JUGA: Hari Ini, Piala Adipura Tiba di Bengkulu Utara. Arak-arakan Dimulai Dari Sini...

Menariknya lagi, setiap partai akan memperebutkan poin 11 atau berlaku kelipatannya. Misalnya, partai pertama berakhir di poin 11-9, maka partai kedua dimulai dari poin 11-9 sampai 22, begitu seterusnya.

Selain itu, lawan yang tidak mendapatkan poin lima di setiap partai, maka otomatis pada partai berikutnya akan memulai poin dari atau kelipatannya. Misalnya saja partai pertama skor berakhir dengan 11-0, di partai dua akan dimulai dengan poin 11-5. Pada partai kedua berakhir dengan 22-7, di partai ketiga dimulai dengan poin 22-10, begitu seterusnya.

Pada laga final, Mutiara tampil sebagai laga pembuka yakni partai tunggal putri. Sayang, ia menyerah 7-11 dari lawannya, Xu Wen Jing. Ganda putri Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine kemudian membayar lunas kekalahan Mutiara dengan kemenangan 22-15 atas Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue.

Saat partai ketiga dan keempat digelar, Tiongkok mulai mengejar meski belum berhasil menyalip tim lawan. Indonesia masih unggul dengan skor 44-40. Skuad Garuda Muda kembali melebarkan jarak pada partai kelima. Kali ini giliran Anselmus Breagit Fredy Prasteya/Pulung Ramadhan mengakhiri paruh pertama dengan kemenangan 55-48 atas Hu Ke Yuan/Lin Xiang Yi.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Optimistis Menatap Piala Asia

Tag
Share