SatuDNA: Terobosan Baru Indonesia dalam Farmakogenomik
Upaya melawan kanker dilakukan dengan pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi global, salah satu fokus utamanya dengan riset genomik untuk menghasilkan metode deteksi dini. -ANTARA FOTO-
“Saya sangat yakin bahwa kita dapat meningkatkan standar kesehatan di Indonesia. Ini bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga soal membangun kolaborasi untuk masa depan yang lebih baik.”
Tantangan dan Prospek
Meskipun SatuDNA menawarkan banyak potensi, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
BACA JUGA:Waspadai! Meskipun Tidak Merokok Ternyata Ini Pemicu Kanker Paru di Usia Muda
BACA JUGA:Ternyata Rokok Mengandung Lebih dari 7.000 Zat Kimia dan 70 Diantaranya Bisa Jadi Penyebab Kanker
Salah satu adalah perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam bidang bio-informatika dan penelitian genomik.
Selain itu, menjaga privasi dan keamanan data genomik juga menjadi perhatian penting, mengingat data ini bersifat sangat sensitif dan pribadi.
Namun, dengan komitmen kuat dari pemerintah dan kolaborasi antara berbagai lembaga riset, tantangan ini dapat diatasi.
Di masa depan, teknologi genomik diperkirakan akan semakin berkembang, dan SatuDNA menjadi salah satu inisiatif penting dalam mengantarkan Indonesia menuju era pelayanan kesehatan berbasis data yang lebih maju dan presisi.
BACA JUGA:Makanan yang Dibakar Bisa Jadi Pemicu Kanker, Bener Gak Sih? Begini Penjelasannya!
BACA JUGA:Dapat Membunuh Sel Kanker, Inilah 5 Manfaat Akar Kuning Bagi Kesehatan Tubuh yang Wajib Anda Ketahui
Urgensi kolaborasi global juga disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi tersebut. Dia menilai penting aksi solidaritas global untuk pencegahan dan pengendalian kanker. Tedros pun merekomendasikan Indonesia, Bhutan, dan Australia untuk bekerja sama dalam membangun kolaborasi untuk memerangi kanker.
“Banyak negara melakukan hal yang sama dengan membangun jaringan, pelatihan bersama, kolaborasi penelitian diperkuat dan penguatan perjanjian internasional,” kata Tedros. (**)
Sumber Indonesia.go.id