Tol Laut, Jembatan Ekonomi Maritim Indonesia

Tol laut tidak hanya berkontribusi dalam efisiensi distribusi, melainkan juga dalam pengembangan industri kecil dan menengah (UKM) di daerah, terutama kawasan kepulauan. -KEMENHUB-

Menurut Budi, program ini menciptakan pemerataan distribusi barang di wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi, seperti masyarakat di Papua dan Maluku, yang kini bisa mendapatkan barang dengan harga yang lebih stabil dan terjangkau.

Keistimewaan Tol Laut

Tol laut tidak hanya berkontribusi dalam efisiensi distribusi, melainkan juga dalam pengembangan industri kecil dan menengah (UKM) di daerah tersebut. Produk-produk lokal, seperti ikan dari Maluku, rumput laut dari Nusa Tenggara, hingga beras dari Merauke kini dapat didistribusikan lebih mudah ke seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Awali 2024, Kemenhub Lepas Pelayaran Perdana Kapal Tol Laut di Surabaya

BACA JUGA:MoU Dengan Kejati Diteken, Pelindo Bengkulu Pelabuhan Berkembang

Di beberapa wilayah, seperti NTT dan Papua, meskipun masih menyandang status sebagai daerah termiskin, tol laut telah membuka peluang ekonomi baru.

“Kupang, misalnya, kini memiliki industri-industri kecil yang tumbuh seiring dengan kemudahan akses distribusi yang disediakan tol laut. Ini adalah langkah awal yang penting dalam mengurangi kesenjangan pembangunan antardaerah,” kata Budi.

Dengan pencapaian yang telah diraih selama 10 tahun terakhir, pemerintah berencana untuk menambah trayek baru serta memperkuat integrasi logistik nasional dengan tol laut.

“Kami menargetkan penambahan trayek hingga 10--25 persen dalam beberapa tahun ke depan, terutama untuk wilayah-wilayah yang masih belum terjangkau secara optimal,” harap Menhub.

BACA JUGA: Awali 2024, Kemenhub Lepas Pelayaran Perdana Kapal Tol Laut di Surabaya

BACA JUGA:MoU Dengan Kejati Diteken, Pelindo Bengkulu Pelabuhan Berkembang

Tantangan Menghadang

Meskipun tol laut telah membawa dampak positif yang besar, tantangan tetap ada. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI Moga Simatupang menyebutkan, salah satu tantangan adalah masalah muatan balik.

Kapal-kapal yang mengirim barang ke daerah timur sering kali kembali dengan muatan kosong, yang pada akhirnya meningkatkan biaya logistik.

“Kita perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha setempat untuk mengoptimalkan potensi produk daerah yang bisa diangkut sebagai muatan balik,” kata Moga, di dalam forum FMB9 itu. 

Menurut Moga, daerah-daerah seperti Papua, Maluku, dan NTT sebenarnya memiliki banyak potensi, seperti hasil perikanan dan produk pertanian.

BACA JUGA: Awali 2024, Kemenhub Lepas Pelayaran Perdana Kapal Tol Laut di Surabaya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan