Upaya Pemerintah Mendorong Hilirisasi Komoditas Kelapa

Berlimpahnya kelapa di Indonesia butuh maksimalisasi dalam pengolahannya agar menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan.- ANTARA-

Hal itu berbeda dengan Filipina, yang telah mampu mengoptimalkan pengolahan kelapa dengan menggunakan teknologi yang lebih maju. 

Di Indonesia, proses poduksi pengolahan kelapa masih mengandalkan metode tradisional. Salah satu contohnya adalah pengeringan kelapa kopra yang masih dilakukan dengan cara dijemur, sementara di Filipina sudah menggunakan teknologi pengasapan sederhana yang lebih efektif.

BACA JUGA:Gapki Pastikan Produksi Kelapa Sawit Indonesia Stabil, Meski Ekonomi Global Lambat

BACA JUGA:Melihat Prospek Ekspor Kelapa Sawit Indonesia serta Tantangan dan Peluang Tahun 2025

Hasilnya? Meskipun produksi kelapa Indonesia lebih banyak dibandingkan Filipina, yakni 15,13 miliar butir pada 2023 sedangkan Filipina dengan 14,9 miliar butir, kualitas dan berat kelapa Filipina lebih unggul.

Berat total produksi kelapa Filipina mencapai 1,96 juta ton, sementara Indonesia hanya 1,42 juta ton. 

Perbedaan itu tentu berpengaruh terhadap valuasi kelapa kopra. Di Filipina, kopra dihargai USD1.035 per ton, sementara di Indonesia hanya USD829 per ton.

 

Mendorong Hilirisasi Kelapa

Oleh karena itulah, dalam upaya meningkatkan daya saing Indonesia, pemerintah sedang menyusun Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025--2045 sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

BACA JUGA:Transformasi Sekam Padi dan Abu Kelapa Sawit, dari Limbah Jadi Emas Hijau

BACA JUGA:Industri Kelapa Indonesia, dari Kebun Rakyat hingga Pasar Dunia

RPJPN itu juga selaras dengan visi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

Diharapkan, langkah tersebut dapat membawa perubahan signifikan dalam industri kelapa tanah air. Suharso Monoarfa pun menekankan pentingnya perbaikan bibit kelapa unggul untuk meningkatkan kualitas produksi dan mendukung hilirisasi. Hal itu juga berkaitan erat dengan kesejahteraan petani kelapa, yang menjadi tumpuan utama dalam industri ini. 

"Hilirisasi kelapa Indonesia di masa depan harus menjadi pengungkit kesejahteraan para petani," tuturnya.

Salah satu industri yang telah berperan dalam hilirisasi kelapa adalah Sambu Group, perusahaan di balik merek Kara. Meskipun Sambu Group memiliki perkebunan kelapa sendiri, mereka hanya mampu menyuplai kurang dari 10 persen kebutuhan kelapa perusahaan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan