Kedua, tingginya harga bahan baku global dan biaya transportasi juga berkontribusi terhadap kenaikan harga.
Sejak awal tahun 2023, harga energi dan bahan mentah di pasar internasional meningkat, yang berdampak pada harga barang-barang domestik.
BACA JUGA:Cegah Inflasi, Kemendagri Ingatkan Pemda Cek Rutin Harga Komoditas
BACA JUGA:Bulan Agustus, Angka Inflasi di Mukomuko Naik Menjadi 2,44 Persen
Ketiga, faktor distribusi juga memainkan peran penting.
Adanya masalah dalam rantai pasokan, baik akibat pandemi COVID-19 yang masih terasa dampaknya maupun kebijakan perdagangan yang tidak konsisten, membuat distribusi bahan pokok menjadi terhambat.
Apakah Ini Inflasi?
Kenaikan harga bahan pokok yang tajam menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia sedang mengalami inflasi.
Salah satu ekonom dari Universitas Indonesia menjelaskan bahwa inflasi dapat terjadi ketika kenaikan harga barang dan jasa tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat.
BACA JUGA:Musim Kemarau, Pemda Harus Bersiap Tekan Laju Inflasi
BACA JUGA:Angka Inflasi di Mukomuko 2,39 Persen, Dibawah Angka Inflasi Nasional
Dimana, jika harga barang naik sementara pendapatan tetap, maka daya beli masyarakat menurun, yang menjadi tanda bahwa inflasi sedang terjadi.
Situasi ini perlu diperhatikan secara serius, karena dapat memicu dampak yang lebih luas bagi perekonomian.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok.
Salah satunya adalah dengan menggelar operasi pasar dan menyediakan pasar murah untuk membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, pemerintah juga berusaha menjaga kestabilan pasokan melalui kerja sama dengan petani dan distributor.
BACA JUGA:2,31 Persen, Inflasi Bengkulu Diklaim Terkendali