Tantangan dalam Pengelolaan Demand
Permintaan energi yang terus meningkat dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam sistem penyediaan listrik.
Energi baru terbarukan seringkali bersifat intermiten, bergantung pada cuaca dan waktu.
BACA JUGA:Pemerintah Atur Strategi Tekan Emisi dari Sumber Energi Bersih
BACA JUGA: Menko Marves Tekankan Pentingnya Transisi Energi Berkeadilan dan Pengembangan Industri Hijau
Misalnya, energi surya hanya dapat dihasilkan saat siang hari, sedangkan konsumsi listrik puncak biasanya terjadi pada sore dan malam hari.
Oleh karena itu, perlu adanya sistem penyimpanan energi yang memadai untuk menangani fluktuasi ini.
*Teknologi Penyimpanan Energi
Pengembangan teknologi penyimpanan energi, seperti baterai, menjadi krusial dalam mengelola permintaan dan memastikan pasokan listrik yang stabil.
Baterai dapat menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan saat produksi tinggi dan melepaskannya saat permintaan meningkat.
BACA JUGA:Indonesia Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara: Tantangan dan Peluang Menuju Energi Bersih
BACA JUGA:Pertamina Dorong Optimalisasi Kilang untuk Ketahanan Energi Nasional
Selain itu, pengembangan jaringan listrik pintar (smart grid) dapat membantu dalam pengelolaan distribusi energi yang lebih efisien dan responsif terhadap permintaan.
*Kebijakan yang Mendukung
Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan EBT sekaligus mengelola permintaan.
Insentif bagi investor, kemudahan dalam proses perizinan, dan pengurangan pajak untuk proyek EBT dapat mendorong lebih banyak investasi.