ARGA MAKMUR RU - Persoalan di sektor hilir program palawija, yakni pasar hasil produksi, dinilai sudah harus disikapi daerah. Diketahui, Pemda Bengkulu Utara (BU), alih-alih menyiasati persoalan iklim dan cuaca, menggulirkan program palawija kepada petaninya agar tetap produktif.
Langkah adaptif, menyikapi persoalan iklim, direncanakan bantuan bibit gratis bakal dipusatkan di Kecamatan Hulu Palik dan Kerkap. Pada kawasan tersebut, diproyeksikan penyaluran program bantuan ini, memiliki bidang lahan potensial hingga 300 hektar lebih. Politisi yang juga Ketua Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua 2 DPRD BU, Herlianto. Urun suara soal program palawija yang kini digulirkan Pemda BU tersebut. Dia menegaskan, pangsa pasar hasil produksi palawija, khususnya jagung yang menjadi komoditi program, harus sudah benar-benar dilakukan daerah jauh-jauh hari. Langkah ini, terang Baaf, sapa akrabnya, perlu dilakukan mengantisipasi persoalan di sektor hilir program nantinya. "Sejauh ini sektor pertanian, masih sangat perlu sentuhan-sentuhan serius. Salah satunya adalah indeks harga komoditi panen yang relatif sangat belum berpihak pada petani. Ketika hasil panen palawija nanti, tidak dipersiapkan pangsa pasarnya, ini akan menambah beban lagi kepada petani," pungkasnya. Program non beras di tengah pagebluk panas, gegara el nino kini menjadi la nina, harus dibaerngi dengan penyiapan pasar penjualannya. Berkaca pada tahun-tahun silam, sekitaran 2014, pernah terjadi program tanam palawija, menemui kendala saat pascapanen. Pasar penjualan hasil produksi yang waktu itu, tidak menjadi bagian mitigasi daerah, membuat petani kelimpungan. BACA JUGA: Pandangan Umum Fraksi Menyikapi Persoalan Rakyat "Dan program baik ini harus disetting sedemikian hingga, agar memberikan secercah kepada masyarakat petani ketika harga komoditi palawija yang kompetitif," serunya. Sebelumnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Bengkulu Utara (BU), Kuasa Barus,SP, ketika dibincangi soal ini menyampaikan. Pascapanen komoditi palawija itu akan menjadi bagian kerja pemerintah daerah. "Tentu (pasar hasil produksi,red), akan menjadi bagian program palawija ini," kata Kuasa Barus, di kantornya belum lama ini. Mitigasi di sektor pasar hasil produksi, jabar Barus, langkah yang dilakukan salah satunya dengan dominasi bibit yang akan diberikan kepada petani secara cuma-cuma itu. Mayoritas bibit palawija itu, terus dia adalah jagung. "Bibit yang dipersiapkan volumenya mencapai 700-an hektar," bebernya. Dari total alokasi bibit yang dipersiapkan gratis oleh pemerintah, kata Barus. Akan dipusatkan di dua wilayah Kecamatan yakni Hulu Palik dan Kerkap. Pilihan lokus diminasi program, terang dia, pasalnya selama ini kedua wilayah itu, aktivitas pertaniannya didominasi dan potensial dengan segmen pertanian palawija. "Jadi ada pertimbangannya. Selama ini, kedua wilayah tersebut memang palawija," jabarnya. Lahan potensial di sektor palawija pada kedua wilayah itu, disampaikan Barus memiliki luasa lebih dari 300-an hektar. Maka masih terdapat margin bibit yang disediakan? Barus menjelaskan, sisanya juga ditebar kepada petani-petani di seluruh daerah ini yang memang tidak dapat melakukan tanam padi, lantaran kondisi cuaca panas ekstrem saat itu. Termasuk juga, lantaran faktor teknis seperti perbaikan atau pemeliharaan jaringan irigasi. "Makanya ada juga program palawija ini di kawasan Kemumu. Tapi tidak banyak. Karena daerah juga tetap fokus pada persiapan musim tanam tahun depan," tegasnya. (adv)
Kategori :