RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tata kelola pemerintahan, sudah harus melirik sektor pariwisata. Dengan kompleksitas persoalan sosial, wisata khususnya alam yang menyajikan situasi perawan, sangat menjadi kebutuhan.
Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata, SE, MAP, saat dibincangi soal kepariwisataan belum lama ini, menampakkan antusiasmenya di sektor ini.
Politisi PDIP ini, memang kentara cukup doyan dengan wisata alam. Tak jarang, tempat-tempat wisata eksotis bernuansa alam di daerah ini, dijujugnya.
"Kepariwisataan akan menjadi basis ekonomi masa depan. Selain teknologi," ujarnya, antusias.
BACA JUGA:Peningkatan Kunjungan Wisman Jadi Sinyal Positif Pariwisata Indonesia
BACA JUGA: Melanjutkan Kebangkitan Industri Pariwisata Indonesia
Arie yang kini menjadi bakal calon kepala daerah, berpasangan dengan Sumarno pada Pilkada Serentak 2024 mengaku, terus melakukan inventarisir sektor-sektor prinsip sebagai upaya untuk mendukung percepatan pembangunan, dalam lawatan-lawatan politiknya di daerah.
"Terlebih, posisi pusat pemerintahan kabupaten kita juga kan tidak berada di jalur strategis. Maka, langkah yang perlu dilakukan adalah upaya membangun trust publik, pemerintah pusat lewat hal-hal yang menjadi nilai lebih. Wisata alam, sangatlah strategis," ujarnya yang mulai menganalisa.
Berkaca tumpukan kendaraan saban long weekend, seperti pekan ini, kata Arie, dimana libur nasional hingga 16 September, terjadi di arah Puncak, Bogor.
Arie pun menggelitik pemikiran, lewat sebuah pertanyaan yang sesungguhnya sudah sangat terjawab di daerah ini. Arie bertanya, sebenarnya apa yang diburu mereka di sana, (Bogor,red)?"
BACA JUGA:Dinas Pariwisata BU Apresiasi Prestasi Kampung Wisata Kemumu
BACA JUGA:Menangkis Ancaman Krisis Pariwisata dengan Surebro!
Tidak lain adalah suasana alam yang tenang, bersih, jauh dari polusi. Sementara kita ketahui, terus dia antusias, sumber tumpukan kendaraan adalah pelancong dari arah Jakarta dan sekitarnya yang notabene baru saja ditetapkan oleh organisasi internasional, sebagai kota dengan tingkat polusi terburuk kedua di dunia.
"Maka eksotisme yang kita punya ini berupa bentang alam yang khas, mulai dari laut, sungai, hutan hingga satwa termasuk persawahan, harus kita jaga dan ini memang perlu dibarengi dengan komitmen bersama, untuk membangunnya sehingga menjadi alasan orang luar untuk menjujug daerah kita," ujarnya.
Tata kelola di sektor kepariwisataan kedepan, lanjut dia, harus menjadi komitmen konkret mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah desa dan kelurahan.