Anak Sekolah Dasar yang Mati Tak Berdasar

Sabtu 31 Aug 2024 - 20:30 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

Di rumah dan lingkungan sekitar tidak ada yang suka mengumpat kasar. Ibunya penasaran, Tono belajar kata-kata itu dari mana. Sudah didesak untuk bercerita, namun Tono tak mau memberitahu.

 BACA JUGA:BAGAIMANA AGAR LANGIT TAK RETAK

BACA JUGA:GUNUNG YANG TAK BERPUNCAK

Kini Tono semakin terpengaruh dengan pergaulan bersama Rizal dan gengnya. Kelas 5 SD, mulai berani berbuat kurang ajar. Salah satunya suka menggoda teman lawan jenis.

Dengan bersiul, memanggil-manggil. Pernah juga Rizal menyuruh Tono untuk memegang pantatnya Rina, teman sekelasnya. Tono tidak mau, namun Rizal tetap memaksa. Cerdiknya Rizal, tahu kelemahannya Tono. Anak miskin itu tak akan menolak jika diberi imbalan uang.

Dengan memberikan uang Rp 50.000, bujukan Rizal untuk memegang pantat Rina, pun dilakukan juga oleh Tono. Rina kaget dan berteriak kencang. Mengejutkan satu kelas, sampai terdengar ke ruang guru. Suasana menjadi gempar. Tak menyangka, Tono yang selama ini santun, berbuat senekat itu. 

Tono pun dipanggil ke ruang Kepala Sekolah. Ia hanya bisa diam, menyesali perbuatannya. Ia takut, kalau bicara terus terang, akan dihajar sama Rizal dan komplotannya. Kepala sekolah bisa membaca situasi itu.

BACA JUGA:Sepucuk Surat Untuk Gubernur Jenderal

BACA JUGA:Setelah Hujan Selepas Perpisahan

''Tono, dengarkan bapak. Saya yakin Tono tidak secara sengaja melakukan perbuatan tercela seperti itu. Apakah ada yang memaksamu untuk melakukannya?'' Kepala Sekolah berbicara mendekat tepat di depan wajah Tono. 

Tono tidak menjawab dengan sepatah katapun. Hanya mengangguk 3 kali. Kepala sekolah pun paham dengan yang terjadi. Semua guru sudah tau kelakuan Rizal, suka bikin onar.

Hanya saja dia anak orang kaya yang secara tidak langsung ortunya bisa mengendalikan kebijakan sekolahnya. Kasus itu pun ditutup, dirahasiakan. Rina dibujuk agar melupakan kejadian itu, diberitahu bahwa itu hanya unsur ketidaksengajaan. Agar kasus itu tidak semakin melebar.

Di lain hari, Rizal berulah lagi. Mereka bermain sepak bola. Tono dijadikan penjaga gawang. Rizal sebagai pemain penyerang. Tubuhnya yang kecil, tak kuat menahan tendangan bola dari lawan.

Goal pun tak terhindarkan. Dengan geram, Rizal berlari ke arah Tono, dan memukuli kepala Tono berkali-kali dan berteriak di dekat telinga Tono. ''Gobl*K, g*bl*k, g*bl*kkk, gitu aja tidak bisa jaga gawang!''

BACA JUGA:Yang Pernah Menjadi Abu

BACA JUGA:Monolog Pluto

Kategori :

Terkait

Minggu 15 Sep 2024 - 19:31 WIB

DI NEGERI PARA PESOLEK

Sabtu 14 Sep 2024 - 21:06 WIB

Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

Sabtu 24 Aug 2024 - 19:38 WIB

Love or Ghosting