RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Simsalabim dukungan partai politik di gelanggang Pilkada Serentak 2024, masih sangat dinamis.
Termasuk Golkar di Pilkada DKI Jakarta, misalnya.
Dinamisnya konstelasi politik di level elit, kian kentara dengan langkah catur arah dukungan partai politik. Seperti yang terjadi di Pilkada Banten.
Golkar tetiba, menganulir dukungan politiknya kepada pasangan Andra Soni-Dimyati, menjadi kembali kepada Airin-Ade Sumardi.
BACA JUGA:Manuver Tipis Golkar di Pilkada Banten, Terkait Jatah Menteri?
BACA JUGA:Sinyal Poros Politik Baru di Pusat : Golkar-PDIP?
Bagaimana sikap Golkar pada Pilkada DKI Jakarta? awalnya, koalisi gemuk di Pilkada DKI Jakarta nyaris terjadi peta pertarungan tanpa lawan alias calon tunggal.
Lagi-lagi, putusan MK Nomor : 60/PUU-XXII/2024 yang menegasi tentang syarat dukungan oleh partai politik dan gabungan partai politik, membuat peta politik pilkada di beberapa daerah menjadi berubah.
Pascaputusan yang sempat memantik gelombang protes di Jakarta dan menjalar ke sejumlah daerah di Indonesia itu, kini PDIP yang sebelumnya dibiarkan sendiri dihadapkan dengan koalisi gemuk oleh kubu KIM Plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono, kini situasinya kontras berubah.
PDIP kini mengusung pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Merupakan duet politisi yang dikandung seluruhnya dari PDIP. Keduanya, mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. Di wilayah khusus itu, PDIP memiliki 15 kursi.
BACA JUGA:Jokowi Minta Demonstran Kawal Putusan MK yang Ditahan Segera Dilepas
BACA JUGA:Daftar Pilwakot, Dedy-Agi: Bangun Kota Bengkulu Hingga Jadi Kota Juara
Dengan hari yang sama, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Ridwan Kamil-Suswono, juga diagendakan mendaftarkan diri pada hari kedua pendaftaran.
Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono ini, diusung oleh koalisi gemuk sebanyak 12 partai politik yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, Nasdem, PKB, PKS, PPP, Perindo, PSI serta Gelora.
Total kursi keduabelas partai politik pengusung itu berjumlah 91 kursi di DPRD Jakarta.