Kecamatan Batiknau 100-an hektar, Kerkap 350-an hektar, Padang Jaya 250an hektar, Air Napal 80-an hektar, Enggano 150-an hektar, Lais 200-an hektar serta Putri Hijau di kisaran 60-an hektar.
BACA JUGA:Irigasi Rusak, Warga Beralih ke Tanaman Kelapa Sawit
BACA JUGA:Bebas Pestisida, Tiga Petani di Mukomuko Kantongi Sertifikat Prima
Pengamat Kebijakan Publik Provinsi Bengkulu, Suparjo Rustam, S.Sos,MM, mengutarakan pendapatnya perihal manajemen pertanian di daerah yang perlu dilakukan evaluasi.
Penataan program di sektor pangan, sudah harus menjadi fokus pemerintahan, mulai dari pusat. Tanpa terkecuali di daerah sebagai kantung-kantung produsen pangan yang memiliki wilayah.
"Sektor pangan, harus disikapi dengan program lompatan. Bila perlu fokus. Melakukan pembenahan zonasi pertanian secara total," kata Suparjo, belum lama ini.
Hampir 4 ribu kawasan strategis, lanjut dia, sebagai lahan sawah produktif, sangat potensial menyokong kebutuhan pangan lokal.
BACA JUGA:Baru 8 Daerah Irigasi Di Selagan Raya Dinyatakan Aktif
BACA JUGA:Subak, Sistem Irigasi Sarat Filosofi dari Bali
Asa mandiri pangan, kata dia, bukan sebuah harapan kosong. Walaupun, untuk mencapainya diperlukan terobosan yang tidak biasa. Secara ekstrem, kata dia, memungkinkan lahan pertanian bisa sementara fokus ke palawija hingga setahun.
"Tapi, implikasinya jaringan irigasi lebih fokus tertangani. Tinggal lagi, pemda menentukan zona-zonanya. Sehingga minus kawasan yang menjadi fokus perbaikan, tetap dapat produktif," ungkapnya.
Manajemen pengelolaan DAK Irigasi, lanjut dia, sangat perlu dilakukan daerah dengan keberanian. Kalau perlu, terus dia, daerah melakukan ekspos tentang fokus perbaikan sistem zonasi ini hingga kementerian.
Dibarengi oleh analisis terukur, elemen regulasi yang mendukung tentang komitmen daerah di sektor pangan, bersama terobosan yang bisa dipertanggungjawabkan, Suparjo meyakini keberadaan sawah produktif di daerah ini bisa lebih maksimal.
BACA JUGA: Petani di Irigasi Manjunto Kanan Kompak Tanam Palawija
BACA JUGA:Mengulik Cerita Pembuatan Irigasi Peninggalan Belanda di Kelurahan Kemumu
"Bahkan, akan mendorong produksi padi secara umum. Apabila, langkah dan pemikiran bersama ini dilakukan massif, Provinsi Bengkulu tidak lagi statusnya sebagai daerah penyangga. Tapi produsen," tuturnya, menganalisa.