]MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Mukomuko menjadi pertanyaan besar bagi kalangan pihak.
Bahkan Ketua DPRD Kabupaten Mukomuko, M Ali Saftaini, SE pun turut mempertanyakan indikator untuk menentukan kemiskinan ekstrem.
Menurut Ali, dengan data kemiskinan ekstrem yang jumlahnya masih puluhan ribu.
Secara pribadi dan kelembagaan, dirinya tidak setuju.
BACA JUGA:Anggota Paskibraka Jalani Karantina, Rewardnya Liburan ke Padang
BACA JUGA:Bedah Rumah Milik 30 Keluarga di Selagan Raya Tahun 2025
Terkait data itu, pihaknya pernah beberapa kali menyampaikan di pertemuan-pertemuan untuk membahas kemiskinan ekstrem.
"Kenapa, karena realnya tidak kita temukan sebegitu tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Mukomuko. Bahkan saya pernah menantang, oke by name by andres. Pemerintah pusat tolong tunjukkan ke kami di mana ini warga yang miskin ekstrem. Kalau memang 90 ribu atau 60 ribu warga miskin ekstrem. Dimana orang-orang nya. Biar kita selesaikan. Biar mereka keluar dari kemiskinan ekstrem itu," tegas Ketua DPRD Kabupaten Mukomuko, M Ali Saftaini, SE, ketika dikonfirmasi Jumat, 2 Agustus 2024.
Ia menjelaskan, ternyata sistem indikator yang digunakan untuk menentukan kemiskinan ekstrem itu banyak.
Indikator itu tidak menggambarkan tingkat kesejahteraan sesungguhnya di masyarakat.
BACA JUGA:Proyek Bangsal Bawang Dinas Pertanian Mukomuko Selamat
BACA JUGA:Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Harus Dipercepat
Contoh, ada salah satu rumah warga yang tergolong kemiskinan ekstrem itu belum mendapatkan fasilitas listrik.
Di rumahnya gak punya wc. Kalau ini diakui Ali, kadang-kadang masih banyak ditemukan.
"Ada warga yang rumahnya belum memiliki toilet sendiri. Tetapi kalau kita bicara tingkat kesejahteraan. Pendapatan per kapita dalam satu hari atau satu bulan. Kita gak ada lagi itu. Jadi sebenarnya ini data yang masih bisa diperdebatkan di Kabupaten Mukomuko," jelasnya.