RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pengawasan asal usul daging sapi di pasaran, wajib dilakukan oleh otoritas pemerintah, menyikapi kabar tengah terjadinya fenomena penjualan ternak jenis sapi dengan jual di bawah harga pasaran.
Seorang petugas kesehatan kepada RU, menginformasikan salah satu modus yang terjadi alih-alih menghindari rugi dalam nominal jutaan, yang paling memungkinkan adalah menjual sapi yang sudah mulai diterangarai sakit.
"Sapi dijual dengan harga murah. Dari pada rugi. Kalo biasanya di harga Rp 10 juta, bisa jadi harga dijual cepat dengan harga Rp 4 juta hingga Rp 4,5 juta," ungkapnya, menganalisa.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Bengkulu Utara, Abdul Hadi melalui Sekretaris, Juita Abadi, saat dibincangi di kantornya mengimbau agar masyarakat lebih bijak, menyikapi kemungkinan virus jembrana yang masih bisa terpapar pada ternaknya.
BACA JUGA:Tak Bisa Produksi Padi Musim Tanam Kedua, Kemarau Mulai Mengancam
BACA JUGA:Info Penting Untuk PPPK, Gaji Perdanamu Cair
Dikatakan Juita, secara teknis jembrana dapat diatasi dengan beragam cara. Bahkan, kata dia, jembrana juga memungkinkan untuk dicegah.
Pasalnya, virus jembrana ini dapat berkembang biak atau sangat mungkin muncul kemudian menjangkit hewan ternak sapi, lantaran tingkat kebersihan kandang yang tidak diperhatikan.
"Itu menjadi persoalan di sektor hulunya. Kebersihan menjadi sangatlah penting dan prinsip," ungkap Juita, dalam sebuah wawancara.
Persoalan di sektor hulu ini, terus dia, erat kaitannya dengan peternak dalam memelihara. Sedangkan virus, terus dia, inangnya ditransmisikan lewat hewan lalat.
BACA JUGA:Tanam Seribu Pohon untuk Mengatasi Daerah Rawan Bencana
BACA JUGA:Kapan Pembangunan Pasar Purwodadi Arga Makmur Selesai? Simak Perjalanan Kunker Bupati Bengkulu Utara
"Nah dari siklus itu dapat disimpulkan, bahwa tingkat kebersihan menjadi prinsip. Dengan kebersihan yang terjaga, dapat meminimalisir paparan. Karena kondisi kandang yang kotor, otomatis memancing kemunculan lalat pembawa virus," jelasnya, menyeru.
Secara teknis, dijelaskan juga oleh Juita, selain pencegahan di sektor hulu. Pencegahan kematian yang berujung pada kerugian peternak, juga masih memungkinkan dilakukan.
Dengan catatan, penurunan kesehatan pada hewan ternak yang lazim dijangkiti jembrana ini, masih dalam golongan demam ringan atau tingkat keparahan yang masih relatif bisa diatasi.