RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Angka kematian di musim haji tahun 2024, mencapai lebih dari 1.300 orang. Terik menyengat di tanah Arab kala siang, menjadi cobaan jamaah calon haji saat menuju puncak haji yakni saat Arafah, Muzdalifah dan Mina atau Armuzna, panas di sana sempat menemus suhu 50 derajat celcius.
Mencermati paparan Kementerian Agama (Kemenag) yang menukil laporan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang diteruskan Kantor Gubernur Makkah Al Mukarramah, angka kematian mencapai 1.301 jamaah itu, terjadi saat puncak haji.
Pandemi suhu panas di siang hari, kemudian kebalikannya saat malam, menjadi hal yang paling rata dialami oleh seluruh jamaah setibanya di tanah suci.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia atau KJRI di Jeddah, Nasrullah Jasam, membenarkan sebagaimana dijelaskan oleh otoritas Arab Saudi, 1.301 kematian jamaah dipicu oleh suhu panas yang terjadi di tanah suci.
BACA JUGA:APINDO Sinyalkan Dampak AI di Sektor Ketenagakerjaan, Pendidikan Vokasi Harus Menjawab
BACA JUGA:Lowongan Kerja dari KAI, Ada 4 Formasi, Rekrutmennya Simpel Banget. Buruan Daftar!
Namun angka kematian yang dibeber pemerintah Arab ini, turut menyampaikan data menarik yang mencengangkan, tepatnya soal asal-usul atau status jamaah yang meninggal dunia tersebut.
"Dari jumlah itu (angka kematian), sekitar 83% di antaranya adalah jemaah haji tidak resmi atau menggunakan visa non haji," bebernya, ditukil dari laman resmi Kemenag, Senin, 24 Juni 2024.
Tanah suci yang merupakan wilayah yang ditegaskan di dalam Al Quran ini, lazim menyuguhkan hal-hal yang di luar nalar. Semisal, ketika membandingkan angka kematian musim haji tahun ini dengan tahun sebelumnnya.
Meski, jamaah dihadapkan dengan pandemi panas, ditambah lagi jumlah jamaah lansia, namun angka kematian yang terjadi justru jauh lebih rendah, ketika dibandingkan musim haji tahun 2023 lalu.
BACA JUGA:Kaum Adam Wajib Tahu! Ini 5 Khasiat Konsumsi Kopi Campur Madu Bagi Kesehatan
BACA JUGA:Kabupaten Bengkulu Tengah Lahir dari Bengkulu Utara. Kini, 16 Tahun Sebagai Kabupaten Otonom...
Kondisi ini sebagaimana turut dipapar Kepala Bidang Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH, dr Indro Murwoko.
Namun kasus kematian, lokus tahapannya tidak berubah yakni pada puncak haji yakni Armuzna. Untuk jamaah asal Indonesia yang meninggal dunia di tanah suci tahun ini sebanyak 40 orang. Sebanyak 11 kasus kematian terjadi saat di Arafah dan 29 kasus saat di Mina.
Dikomparasikan dengan tahun 2023 lalu, Sistem Komputerisasi Haji Terpadu atau Siskohat, mencatat angka jamaah meninggal dunia pada periode Armuzna total sebanyak 64 orang. Jumlah ini terdiri atas 13 jemaah wafat di Arafah dan 51 orang wafat di Mina.