Jika sebelumnya saat dikelola Chevron Blok Rokan menghasilkan 130 ribu barel minyak per hari, maka setelah diambil alih Pertamina menjadi 162 ribu barel per hari.
Adapun, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 telah menargetkan lifting migas 635.000 barel per hari (BPOD) dan lifting gas bumi sebagai sebesar 1,33 juta barel oil equivalent per hari.
Hingga Maret 2024 dilaporkan capian lifting minyak bumi telah tercapai sebesar 567.000 barel per hari atau mencapai 89,4% dari target APBN.
BACA JUGA:Pertumbuhan Transaksi Digital di Indonesia Kian Signifikan
BACA JUGA:Komitmen Pemerintah Indonesia Memacu Ekonomi Daerah lewat Penguasaan Teknologi
Sementara, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengungkapkan.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) minyak dan gas bumi 2024 hingga 20 Mei 2024 telah mencapai Rp36,81 triliun.
Capaian ini setara dengan 33,42% dari target PNBP tahun 2024 sebesar Rp110,15 triliun.
Pencapaian target lifting minyak dan gas bumi memerlukan upaya yang ekstra mengingat banyaknya sumur-sumur produksi sudah tua dan mengalami penurunan masa produksi.
BACA JUGA:Daya Saing Indonesia Naik 7 Peringkat ke Posisi 27 Dunia
BACA JUGA: Menengok Industri Susu Tanah Air
Pemerintah mengupayakan peningkatan produksi dengan strategi dan upaya produksi lifting migas nasional.
Antara lain melalukan improving existing value lewat peningkatan kegiatan pengeboran pengembangan (workover) dan juga well services serta mereaktivasi sumur-sumur minyak yang ada.
Upaya lainya adalah pengembangan cadangan menjadi produksi melalui percepatan Plan of Development (PoD) dan onstream dari proyek-proyek hulu migas dengan pemanfaatan teknologi baru. Seperti melalui proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) dan waterflood di lapangan minyak Minas. (*)
Sumber Indonesia.go.id