RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud, dalam diskusi tentang program perencanaan dan penganggaran terintegrasi kesehatan reproduksi (PPT Kespro) di Jakarta, membeberkan bahwa pihaknya tengah merancang strategi kesehatan reproduksi untuk menekan angka kematian ibu (AKI).
Program itu akan berjalan dengan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, melalui program perencanaan dan penganggaran terintegrasi kesehatan reproduksi (PPT Kespro).
“Pemerintah ingin mendorong langkah-langkah advokasi kepada pemerintah daerah untuk sama-sama membangun dan meningkatkan kesepahaman terhadap pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk menurunkan angka kematian ibu melalui pendekatan perencanaan dan penganggaran terintegrasi kesehatan reproduksi,” ujar Dirjen Restuardy Daud.
Program PPT Kespro tersebut, menurut Restuardy, merupakan hasil kolaborasi pihaknya dengan Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan pemerintah kabupaten/kota se-Indonesia.
BACA JUGA:Cara Terbaik Dalam Berikan ASI untuk Bayi
BACA JUGA:Upaya Pemerintah Menjaga Kesehatan Reproduksi Pekerja, Pemerintah Gelar Layanan KB di Tempat Kerja
Restuardy menyoroti, kini AKI di Indonesia yang masih tinggi (berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2023, sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup).
Sedangkan, target di 2024 yakni 183 per 100.000 kelahiran hidup.
Restuardy menyebutkan, AKI tidak hanya berisiko terjadi selama masa kehamilan. Melainkan, merupakan komplikasi medis dari serentetan peristiwa dalam siklus hidup seorang perempuan.
“Faktor medis memang berkontribusi besar pada kematian ibu, di antaranya pendarahan, hipertensi, kehamilan, infeksi, komplikasi, ada abortus (keguguran), yang berkaitan dengan kesehatan pada ibu hamil yang berlangsung selama masa kehamilan," katanya.
BACA JUGA:Punya Anak Laki-Laki? Begini Agar Dia Terbentuk jadi Karakter Percaya Diri
BACA JUGA:Terbukti! Ini 3 Manfaat Konsumsi Daging Belut Untuk Bayi
Namun, menurut Restuardy, komplikasi medis itu terjadi juga karena serentetan proses atau peristiwa sebelum itu dalam siklus hidup seorang perempuan.
Sehingga, tidak hanya faktor medis, melainkan nonmedis juga mempunyai pengaruh yang harus sama-sama perlu diatasi bersama.
Modifikasi Program