RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Perlombaan kecanggihan hingga simplifikasi alat di tengah pandemi internet 3 dakade terakhir, tak jarang membawa kemunduran peradaban, khususnya dari sisi moral.
Rimba maya dengan lintas platform di dalamnya, dapat dengan mudah dijamah bahkan menjamah mereka-mereka yang bahkan masih sangat riskan ketika menerima informasi-informasi yang relatif memerlukan daya nalar.
Sebuah kampanye, baru-baru ini digelar oleh kelompok yang menamakan dirinya The Offline Club. Mereka berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
Baru-baru ini, pegiat sosial yang menyikapi begitu banyaknya dampak negatif digitalitasi, bagi peradaban khususnya moralitas ini, melakukan kampanye detox digital yang melibatkan banyak manusia.
BACA JUGA:Bedah Rumah Warga, Pemdes dan Polsek Gotong Royong
BACA JUGA:Libur Panjang, Ini Referensi Wisata di Dalam Negeri
Menggunakan sebuah gereja ikonik di Belanda sana, mereka yang tergabung dalam aksi kampanye "Hari Tanpa Handphone" yang melibatkan ratusan peserta.
Dikutip dari laman instagram @theoffline_club, kampanye detox digital ini bekerjasama dengan sebuah geraja yang telah berumur 400 tahun.
Kampanye moril, alih-alih sekadar melepas diri sejenak dari cengkraman digitalisasi, para peserta benar-benar dapat melepaskan diri dari teknologi hingga media sosial atau medsos.
Dalam unggahannya, dijelaskan, para peserta yang mengikuti kegiatan ini melakukan beberapa kegiatan mulai dari membaca hingga berdiskusi tentang sebuah buku
BACA JUGA:Agendakan Liburanmu, Liburan Panjang Gaiss, Cermati Tanggalnya
Kegiatan yang diikuti oleh lintas aktivitas pesertanya ini, kian menghadirkan suguhan yang kian menarik untuk disimak, bahkan ditiru.
Diantara peserta yang membaca buku, cukup kentara pula mereka yang begitu sangat asyik bersama-sama menciptakan karya-karya seni yang indah.
Sembari mendengarkan irama mendayu piano yang dimainkan oleh pianis hingga opera live, kian memantik kesejukan dalam kegiatan tersebut.