Penanaman beton-beton kubus berwarna putih semen, kini nampak sudah mulai ditumpuk di beberapa titik bibir pantai, alih-alih menghalau abrasi pantai yang terus mengujam ke arah badan jalan.
BACA JUGA:DPRD BU Dukung Program Daerah Untuk Pertahankan dan Tingkatkan Prestasi SDI
BACA JUGA:Warga Bukit Tinggi Sumringah, Sambut Pengerasan Jalan Program TMMD yang Nyaris Selesai
"Kami berharap, pemerintah segera turun tangan. Karena ngeri, kami nengoknya. Terus menggerus dan sudah ke badan jalan," ungkap salah seorang warga yang berada di sekitar jalan longsor.
Belum lagi, persoalan kerusakan nyaris massif, menjadi dalih masyarakat untuk kemudian menolak moda angkutan batubara khususnya, melintasi ruas eks jalinbar sepanjang lebih kurang 20 kilometer.
Pasalnya, ketika dilakukan pengalihan arus, moda transportasi termasuk moda niaga, bakal melintasi ruas eks jalan negara itu.
Ruas yang membentang dari Desa Urai Kecamatan Ketahun serta Desa Selolong, Air Lakok, Serangan sampai dengan Bintunan, sebelumnya direncana menjadi laluan sementara, di tengah salah satu proyek strategis nasional yang kini tengah berburu waktu.
BACA JUGA:Tanam Tak Serentak, Panen Diperkirakan September
BACA JUGA:Bantuan Beras 353,7 Ton Kembali Disalur
Masyarakat melalui pemerintah desa setempat, menyampaikan lugas penolakan agar angkutan batubara yang overkapasitas itu tetap tak bisa lewat, jika dilakukan pengalihan sementara.
Ungkapan konsisten masyarakat itu lewat pemerintah desa ini, disampaikan saat sosialisasi yang digelar atker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Bengkulu.
Sosialisasi yang deadlock itu, terkait tiga paket proyek strategis nasional di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara (BU), terancam gagal dilaksanakan, ketika tidak kunjung dimulai.
Secara jadwal, proyek strategis yang terbagi dalam 3 paket kegiatan yang harus dilaksanakan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Bengkulu itu, harus rampung November tahun 2024 ini.
BACA JUGA:Wajib Dicoba! Ini 9 Manfaat Terpendam Dari Pisang Kepok Rebus Bagi Kesehatan
BACA JUGA:Weekend, Sebutan Keren Namun Tetap Efisien, Aktif dan Produktif
Polemik belum dilaksanakannya kegiatan APBN itu, dipicu oleh kasus jalan non status eks Jalinbar yang hingga saat ini relatif belum mendapatkan kejelasan, sejak status jalan nasional ditanggalkan 2016 silam.