Jarang sekali ada petani yang melakukan pemupukan dengan cara ditugal atau dikocor. terlebih lagi terhadap tanaman jagung yang ditanam dalam jumlah banyak atau di lahan yang cukup luas.
BACA JUGA:RAPI Diminta Terus Kolaborasi Dukung Kemajuan Daerah
BACA JUGA:Ponpes Pancasila Didorong Terus Bangun Kepercayaan Masyarakat
Untuk penyiangan rumput pada tanaman jagung di persawahan juga dapat dikerjakan secara praktis.
Petani sudah bisa membasmi rumput dengan cara menyemprotkan herbisida khusus, yang mana herbisida ini hanya membunuh rumput dan aman bagi tanaman jagung itu sendiri.
Kemudahan lainnya pada budidaya jagung terletak pada pemipilan bulir jagung setelah pemetikan. Untuk saat ini pemipilan tidak lagi dikerjakan secara manual, namun telah dipipil dengan menggunakan mesin pemipil.
Berbagai kemudahan di atas, sudah tentu akan mengurangi biaya operasiaonal para petani.
BACA JUGA:Besuk Erni, Bentuk Solidaritas PGRI
BACA JUGA:Bawaslu Buka Loker Musiman, Pendapatan Total Hampir Rp 7 Juta
Petani tidak lagi mengeluarkan upah yang besar untuk olah lahan, upah merumput dan upah memipil jagung secara manual yang biayanya justeru lebih besar ketimbang dengan mesin.
Selanjutnya, pada bagian penjualan, menjual jagung di masa sekarang tidaklah sulit.
Sudah sangat banyak pengepul jagung di setiap derah, baik di pasar pasar, ataupun yang datang langsung ke rumah.
Untuk harga sendiri biasanya mengikuti pasaran, jika terjadi panen serentak di beberapa wilayah, mau tak mau harga jagung mengalami penurunan.
BACA JUGA:Efek Ngeri, Minuman Berwarna. Bocah 11 Tahun Ini Harus Cuci Darah Seumur Hidup
BACA JUGA:Dampak Hujan Deras, Warga Diminta Waspadai Ancaman Bencana
Meski sering mengalami penurunan harga, akan tetapi lazimnya penurunan itu tidak berlangsung terlalu lama, mengingat kebutuhan akan jagung terus meningkat dari tahun ke tahun. (*)