Menyoroti peran penting dalam menjaga lahan budi daya kelapa yang lestari, Dirjen IA menegaskan pentingnya memperhatikan kebutuhan akan ruang untuk aktivitas lain.
Tujuannya, agar kebutuhan seperti lahan pangan tidak turut dikorbankan. Dengan demikian, hal itu dapat mendukung dan berdampak pada ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sumber daya manusianya juga perlu diperhatikan agar mampu mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan konsumen. Kami memandang perlu adanya pelatihan SDM yang bisa difasilitasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin,” ujarnya.
Selain tantangan di sektor SDM, industri kelapa juga mengalami tantangan di sisi hilir. Meski telah mampu menghasilkan minyak kelapa, VCO, dan tepung kelapa, masih terdapat beberapa produk hilir yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh salah satu pengelola Sentra Olahan Kelapa Kabupaten Lombok Utara, Zulhadi.
BACA JUGA:Sekjen Kementan Berbagi Tips Tingkatkan Produksi Lewat Pompanisasi
BACA JUGA:HUT ke-44 Dekranas Siap Majukan Warisan Bangsa Indonesia
“Masih banyak produk samping kelapa yang sebenarnya bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Untuk itu, perlu adanya bisnis model pengembangannya,” ungkapnya.
Sejauh ini, pengolahan produk berbahan baku kelapa banyak dilakukan dalam skala home industry. Produk yang dihasilkan antara lain, minyak kelapa, dan VCO serta kerajinan sabut kelapa. (*)
Sumber Indonesia.go.id