Sistem Keuangan Indonesia di Tengah Tensi Tinggi Geopolitik

Rabu 08 May 2024 - 19:47 WIB
Reporter : Dodi Haryanto
Editor : Ependi

“KSSK akan terus melakukan assessment forward looking atas kinerja perekonomian dan sektor keuangan terkini seiring dengan risiko ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang meningkat,” tuturnya.

BACA JUGA:Sertifikasi HAM Kerek Reputasi Pebisnis Nasional di Tingkat Global

BACA JUGA:Dana KUR Dukung UMKM Naik Kelas

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga sempat membeberkan strategi untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten berada di atas 5 persen.

 

Menjaga Tiga Sektor

Menurut Menkeu, ada tiga sektor yang perlu dijaga dan dipastikan keberlangsungannya, yakni pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial.

“Namun, pendidikan dan kesehatan menjadi kunci, termasuk, perlindungan sosial bagi masyarakat yang rentan. Kualitas dan kesejahteraan manusianya merupakan salah satu aspek utama yang harus dijaga. Namun, pembangunan infrastruktur tidak boleh terlupa karena merupakan penunjang utama mobilitas dan produktivitas,” ujarnya seperti dikutip dari akun instagramnya @smindrawati.

Sebagai informasi, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 akan mampu mencapai 5,17 persen secara tahunan (year on year/yoy).  

BACA JUGA:Surplus Neraca Perdagangan Topang Perekonomian

BACA JUGA:Menko Marves Tekankan Lima Aspek Penting Ini, Demi Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Proyeksi Sri Mulyani tersebut hampir mendekati asumsi ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun, di level 5,2 persen (yoy). “Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 kami perkirakan tumbuh di 5,17 persen jadi cukup dekat dengan asumsi makro,” tuturnya.

Wajar saja Sri Mulyani masih optimitis ekonomi tetap tumbuh lebih dari 5 persen, sejalan dengan capaian PMI manufaktur Indonesia yang terus ekspansif di tengah tantangan global. PMI Manufaktur Indonesia per Maret 2024 mencapai 54,2. Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) terus stabil di level 123,8.

Di samping itu, mandiri spending index masih dalam posisi kuat di 46,9 yang dipengaruhi momen Ramadan dan Idulfitri.  Begitu juga dengan kinerja konsumsi listrik untuk bisnis juga tercatat masih  positif di 7,5 persen meskipun di industri mengalami kontraksi. 

Untuk konsumsi semen, setelah dalam dua bulan terakhir melonjak tinggi pertumbuhannya, pada Maret ini harus terkoreksi sebesar 1,9 persen “Jadi overall konsumen cukup baik. Tapi harus waspada karena beberapa mengalami koreksi. Baik yang sifatnya koreksi karena musiman seperti Ramadan dan hari raya maupun koreksi yang struktural dan jangka panjang,” jelas Sri Mulyani,

BACA JUGA:Kepak Garuda Segera Mengembang di IKN

Kategori :